SBY dan Indonesia Unggul dan Pintar

Bogor (3/5) Presiden SBY memandang pendidikan merupakan satu tulang punggung pembangunan pembangunan nasional. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional alokasi anggaran untuk sektor pedidikan diterapkan minimal 20 persen. Alokasi ini untuk mendorong mudah dan luasnya akses pendidikan, peningkatan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan guru dan dosen sebagai pilar terdepan sektor pendidikan nasional. Sepanjang periode 2004-2014 gaji guru dan dosen telah meningkat 300 persen. ini wujud komitmen besar Presiden SBY untuk memastikan kelayakan penghasilan bagi profesi guru dan dosen yang selama ini menjadi tulang punggung pendidikan nasional. Gaji guru terendah pada tahun 2004 sebesar 600.000 rupiah dan terus meningkat, sehinggah pada tahun 2014 mencapai 3.049.500 rupah perbulan.

dalam upaya pemerataan dan keterjangkauan bagi seluruh peserta didik, pemerintah menyelenggarakan berbagai program seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan Bidikmisi bagi mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi namun berprestasi. Berbagai program dalam Bantruan Operasional Sekolah (BOS) terbukti telah menurunkan tingkat putus sekolah dari 4,25 persen pada tahun 2005 menjadi hanya 1,5 persen pada tahun berikutnya.

Untuk merangsang budaya unggul itu, tentu tidak hanya diserahkan sepenuhnya kepada sekolah formal, melainkan penciptaan infrastruktur pendukung di luar publik. Hadirnya banyak rumah pintar, unit-unit mobil pintar, kapal pintar, bahkan kampung pintar adalah penciptaan ruang-ruang kreatif baru untuk Indonesia Unggul. Program Indonesia Pintar adalah salah satu Program Indonesia Sejahtera yang diprakarsai oleh Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) pimpinan Ibu Negara Ani Yudhoyono.