Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

Sukarno dan Hatta, Presiden dan Wakil Presiden hasil Sidang PPKI

Bogor (20/5) PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia merupakan panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sebelumnya telah ada BPUPKI yang kemudian dibubarkan oleh Jepang, namun Ir. Soekarno selaku ketua pada saat itu kemudian membentuk PPKI pada tanggal 7 Agustus 1945. Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang dan bertambah kemudian menjadi 27 orang. PPKI dalam perjalanannya melakukan 3 kali sidang. Sidang pertama, pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan hasil sidang pertama, mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945, kedua, memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil, dan ketiga, dibentuknya Komite nasional untuk membantu tugas Presiden sementara sebelum dibentuknya MPR dan DPR. Selanjutnya adalah sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945 yang menghasilkan pertama, pembagian wilayah terdiri atas 8 provinsi, kedua, membentuk Komite Nasional (daerah) dan ketiga, menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen dan 4 menteri agama.  Sedangkan hasil rapat sidang yang ketiga, pertama adalah Pembentukan Komite Nasional, kedua, membentuk Partai Nasional Indonesia, dan ketiga, adalah pembentukan Badan Keamanan Rakyat.

Tertulis bahwa pada tanggal 18 Agustus  1945, untuk pertama kalinya PPKI dalam sidang pertamanya memilih Dr.Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs, Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden. Namun, sebelum dipilihnya Presiden dan Wakil Presiden tersebut, pada tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda mengamankan Soekarno dan Mohammad Hatta ke markas Pembela Tanah Air PETA di Rengasdengklok dan menuntut agar kemerdekaan Republik Indonesia segera diproklamasikan. Akhirnya Soekarno menetapkan tanggal 17 Agustus 1945 sebagai hari Kemerdekaan Indonesia. Pengukuhan Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia dikukuhkan oleh KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat).

Satu bulan setelah kemerdekaan, maka pada tanggal 19 September 1945, Sukarno memberikan pidato singkat untuk memperingati 1 bulan Kemerdekaan Indonesia, lokasinya di Lapangan Ikatan Atletik Djakarta atau yang biasa disebut Lapangan Ikada. Rapat umum yang dihadiri ribuan orang tersebut memiliki banyak makna diantaranya menjadi tempat dimana pemerintah untuk pertama kalinya bertemu dengan rakyatnya, sebagai momen yang menanamkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, menanamkan keperecayaan diri rakyat Indonesia bahwa bangsa Indonesia mampu mengubah nasib dengan kekuatan sendiri, selain itu tampak pula bahwa rakyat mendukung pemerintah hal ini tampak dari setiap perintah dari pimpinan pasti dilaksanakan.