Komando Pasukan Khusus

Lambang Kopassus

Bogor (25/4) Komando Pasukan Khusus adalah salah satu pakukan elit TNI AD yang disegani di dunia. Pasukan ini dikenal dengan sebutan Kopassus dengan ciri khas Baret Merah, Pisau Komando dan loreng darah mengalir. Kopassus memiliki  prajurit yang memilki kemampuan dan keterampilan khusus di bidang metal, fisik, taktik dan teknik untuk melaksanakan operasi khusus terhadap sasaran yang bersifat strategis terpilih.

Sejarah Komando Pasukan Khusus tidak terlepas dari pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) di Maluku. Pimpinan TNI saat itu segera mengerahkan pasukan untuk menumpas pemberontakan tersebut. Operasi ini dipimpin oleh Panglima tentara teritorium III Kolonel A.E Kawilarang, sedangkan sebagai Komandan Operasinya adalah Letkol Slamet Riyadi. TNI dalam hal ini berhasil menumpas gerakan pemberontakan RMS, namun ada korban yang tidak sedikit dipihak TNI. Setelah dikaji ternyata pihak RMS memiliki pasukan yang memiliki kemampuan komando yang mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar dan mereka juga mempunyai taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.
Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Kolonel Alex Kawilarang dan Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan suatu satuan pasukan komando yang dapat bergerak  secara cepat dan tepat untuk menghadapi musuh di medan yang bagaimanapun beratnya. Dalam peristiwa RMS Letkol Slamet Riyadi gugur pada salah satu pertempuran. Melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial III No. 55/ Inst / PDS /52 tanggal 16 April 1952 terbentuklah KESATUAN KOMANDO TERITORIUM III yang merupakan cikal bakal Korps Baret Merah.
Sebagai Komandan pertama dipercayakan kepada Mayor Mochamad Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Special Troopen dan pernah bertempur dalam perang dunia II. Pengalaman Mochamad Idjon Djanbi sebagai anggota pasukan komando pada perang dunia II sangat menarik perhatian Kolonel Alex Kawilarang untuk membantu merintis pasukan komando. Lalu Mochamad Idjon Djanbi aktif di TNI dengan pangkat Mayor dan segera melatih kader perwira dan bintara untuk menyusun pasukan di Batujajar Bandung.