Koleksi Presiden Abdurrahman Wahid

Bogor (17/7) Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur lahir di Desa Denayar Jombang Jawa Timur. Beliau adalah putra sulung dari enam bersaudara, ayahnya bernama KH Wahid Hasyim dan Ibunya bernama Solihan. Dalam penanggalan Islam Abudrrahman Addakhil akhir pada hari ke-4 dan bulan ke-8 yakni 4 Sya’ban 1359 H sedangkan dalam kalender Masehi 7 September 1940.Gus Dur sejak kecil tumbuh dalam lingkungan islam yang kental, Kakek ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan. Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.

Pemikiran Gus Dur masih sangat memiliki relevansi yang tinggi untuk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keteladanan yang diberikan Gus Dur dalam memimpin bangsa ini, perlu diaktualisasikan kembali guna menjawab tantangan zaman yang semakin berat. Apalagi di tengah krisis kepemimpinan nasional, di mana banyak pejabat negara yang terlibat skandal korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, karakter dan kepemimpinan yang diwariskan oleh Gus Dur sangat dibutuhkan bagi para pemimpin bangsa.

Kekuatan yang dimiliki Gus Dur sesungguhnya terletak pada ide pemikirannya yang demokratis. Sebagai satu contoh perbuatan Gus Dur melindungi setiap orang dan  konsiten dalam memperjuangkan hak-hak kaum minoritas, dengan disahkannya Hari raya Imlek sebagai hari libur nasional.Gus Dur merupakan tokoh intelektual yang memiliki pandangan dan pemikiran yang berwawasan ke depan. Cara pandang Gus dur dalam menyikapi berbagai persoalan yang ada di Indonesia seperti penghormatan terhadap hak-hak kaum minoritas, reformasi kultural, demokratisasi, dan juga toleransi keberagaman kehidupan beragama memiliki cara pandang, visi, dan jawaban tersendiri atas segala problema yang ada.

Dengan demikian Gus Dur telah menjadi Bapak Bangsa Indonesia, maka Museum Kepresidenan RI Balai Kirti mencoba menampilkan berbagai koleksi pribadi Gus Dur. Kali ini adalah Koleksi Papan Quotes “Tidak Ada Kekuasaan”. Tulisan Quotes Tidak Ada Kekuasaan ini merupakan quotes Presiden Abdurrahman Wahid terbuat dari fiber berwarna kuning keemasan yang ditempelkan pada dasar fiber berbentuk persegi panjang. Tulisan berbentuk Latin Kapital.