Habibie dan Visi da misinya tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia di Indonesia

BJ Habibie dan Pesawat N 250

Bogor (3/4) Dalam Pertemuan dengan Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 28 Januari 1974, Presiden Soeharto bertanya, “Apakah kita harus terus mengandalkan pada Sumber Daya Alam? Berapa lama? Suatu ketika semua akan habis? Lalu bagaimana selanjutnya??” Habibie Menjawab, “Memang di negara maju mana pun, termasuk yang memiliki Sumber Daya Alam, adalah Sumber Daya Manusia yang terampil dan terbarukan itulah yang selalu dihandalkan. Oleh karenaitu pengembangan sistem pendidikan, pangan, air minum, gizi, kesehatan, perumahan, dan lapangan pekerjaan harus mendapatkan perhatian utama dan merata.

Dari pandangan BJ Habibie tersebut sudah jelas bahwa sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting dalam rangka rancangan industri teknologi tinggi dan memiliki daya saing di pasardomestik, regional, dan internasional. Padangan tersebut kemudian diwujudkan dalam pengembangan industri nasional, antara lain industri pesawat terbang (PT IPTN), galangan kapal (PT PAL), industri KA (PT INKA), dan industri persenjataan (PT PINDAD). Untuk mendukung seluruh industri tersebut Habibie mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mendidik sumber daya manusia yang berbakat dan mampu mengerti iptek, serta bekerja sama dengan mitra luar negeri yang berpengalaman.

Seperti pengembangan industri pesawat terbang yang bekerja sama dengan Cassa Spanyol yang menghasilkan NC 212, kemudian CN 235, senjata SS 1 bekerja sama dengan FN Belgia dan lainnya. Bagi Habibie yang diharapkan bukan teknologinya tetapi kemampuan putra-putri Indonesia menguasainya melalui pengembangan sumber daya manusia yang mandiri. dengan demikian Indonesia mampu menghasilkan industri yang berteknologi tinggi dan tidak lagi mengandalkan industri tekstil danĀ  minyak dan gas bumi.