Ciganjur Sebagai Pintu Pembuka Reformasi

Deklarasi Ciganjur

Bogor (29/4) Mundurnya Presiden Soeharto membuka kesempatan lahirnya pemerintahan yang bersih, demokratis, transparan dan memiliki akuntabilitas politik. Untuk itulah banyak muncul tokoh reformasi yang ingin ada perubahan dalam pemerintahan Indonesia yang bersih dan berwibawa. Abdurrahman Wahid atau Gusdur sebagai inisiator pertemuan tokoh nasional di Ciganjur untuk merumuskan arah dan tujuan bernegara menjadi tempat pertemuan penting kala itu untuk menyikapi pasca turunnya Presiden Soeharto.

Pertemuan Ciganjur dihadiri empat tokoh, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Amien Rais. Menghasilkan beberapa keputusan penting diantaranya :

  1. Konsisten pada kesatuan dan persatuan bangsa
  2. Memberdayakan lembaga perwakilan
  3. Desentralisasi pemerintahan sesuai keampuan daerah.
  4. Pelaksanaan reformasi diletakkan dalam persektif generasi baru.
  5. Pemilu dilaksanakan oleh pelaksana independen.
  6. Penghapusan dwi fungsi ABRI paling lama enam tahun.
  7. Penghusutan pelaku korupsi dari zaman Soeharto.
  8. Mendesak Pengamanan Skakarsa SI MPR agar membubarkan diri.

Dari hasil pertemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa Indonesia sedang menuju babak baru dalam membangun masyarakat Indonesia yang demokratis, menciptakan masa depan Indonesia yang lebih baik ladi, dan memberikan aspresiasi terhadap kemajuan pendidikan berpolitik di Indonesia.