You are currently viewing RencanaStrategis Museum Sumpah Pemuda Tahun 2015 – 2019

RencanaStrategis Museum Sumpah Pemuda Tahun 2015 – 2019

  • Post author:
  • Post category:Buku

Makna museum ke depan harus diartikan sebagai pengawal warisan budaya, apabila museum itu melestarikan warisan budaya dan menampilkannya kepada masyarakat. Oleh sebab itu, yang merupakan fungsi pokok museum terhadap pengunjung adalah berkomunikasi (Soemadio, 1996/1997 : 21). Museum dalam berkomunikasi senantiasa berdasar pada filsafat dasar atau dasar ideal museum itu sendiri. Filsafat dasar itu berhubungan erat dengan tujuan museum itu didirikan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  No.PM.46/OT.001/MKP 2012 tertanggal 7 September 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Museum Sumpah Pemuda mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, perawatan, pengawetan, penelitian, penyajian, penerbitan hasil penelitian dan memberikan bimbingan edukatif kultural mengenai nilai sejarah, budaya dan ilmiah tentang sejarah Sumpah Pemuda.

Untuk itu, arah kebijaksanaan dalam pengelolaan Museum Sumpah Pemuda sudah sepatutnya berfokus pada pendidikan, yakni pendidikan nasional yang beradasarkan Pancasila, dengan tujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air sehingga dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Arah kebijaksanaan pengelolaan Museum Sumpah Pemuda tersebut, selaras dengan pendapat para ahli permuseuman yang menyatakan bahwa museum dan pendidikan merupakan dua komponen sosial budaya yang selalu aktual di tengah masyarakat. Museum memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan, tetapi museum bukanlah sekolah, dan tidak akan pernah menggantikan peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Jadi, museum akan berperan sebagai suatu lembaga pendidikan non formal (Sutaarga, 1996/1997 : 64). Pendek kata, tujuan dan satu-satunya tujuan museum adalah pendidikan dalam segala aspek-aspeknya dengan didukung oleh penyelidikan ilmiah (Low, 1952 : 21 – 23).

Dalam keterkaitannya dengan peranan museum sebagai suatu lembaga pendidikan non formal, menuntut adanya perkembangan orientasi museum, yaitu dari orientasi kepada objek ke arah orientasi kepada kepentingan public museum. Ini mengandung pengertian, bahwa pihak museum harus dengan sadar mengetahui kebutuhan masyarakat terhadap kehadiran museum itu di lingkungannya. Dengan kata lain, pihak museum harus secara total berorientasi kepada kebutuhan masyarakat dalam pelayanannya secara keseluruhan. Dengan demikian, program pengembangan museum ke depan harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan juga ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan. Namun demikian, kesemuanya tentunya harus diimbangi dengan pekerja-pekerja museum yang handal dan berdedikasi tinggi kepada bangsa dan negaranya.

Museum Sumpah Pemuda sebagai museum sejarah, yang mengkhususkan dirinya pada peristiwa-peristiwa sejarah dan tokoh-tokohnya, dituntut untuk segera merencanakan pengembangan dirinya, karena Museum Sumpah Pemuda adalah aset bangsa dan juga warisan budaya yang harus kita kembangkan dan kita maknai. Sumpah Pemuda dilahirkan dari nasionalisme, maka Sumpah Pemuda memberi isi dan tujuan kepada nasionalisme, yang mendorong dan sekaligus mengarahakan perjalanan perjuangan bangsa. Sumpah Pemuda merupakan mata  rantai yang menghubungkan masa lampau dan harapan-harapan masa depan.

Berdasarkan pada pemikiran tersebut di atas maka disusun Rencana strategis Museum Sumpah Pemuda, yang merupakan bagian yang tidak  terpisahkan dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kebudayaan beserta Jajaran dibawahnya. Dengan demikian, program dan rencana kegiatan yang disusun sejalan dengan Visi dan Misi Direktorat Jenderal Kebudayaan beserta Jajaran dibawahnya dalam mendukung Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Klik