Seminar Tokoh Nasional “K.H. Hasyim Asy’ari”.

0
1622

KH Hasyim Asy’ari, Teladan dan Panutan Warga NU
Oleh: K Ng H Agus Sunyoto

KH Mohammad Hasyim Asy’ari yang lebih dikenal dengan sebutan KH Hasyim Ashari, pendiri organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama, dilahirkan pada tanggal atau 24 Dzulqaidah 1287 H/10 April 1875 di Desa Gedang, Diwek, Jombang, Jawa Timur dan tutup usia pada 25 Juli 1947 dikebumikan di Tebu Ireng, Diwek, Jombang. KH Hasyim Asy’ari adalah putra dari pasangan Kyai Asy’ari dan Nyai Halimah. KH Hasyim Asy’ari merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara. Kyai Asy’ari, ayah KH Hasyim Asy’ari, pengasuh Pesantren Keras, Jombang. Kakek KH Hasyim Asy’ari, Kyai Usman, pengasuh Pesantren Gedang, Jombang. Dari garis keturunan ibunya, Nyai Halimah, KH Hasyim Ashari merupakan keturunan kedelapan dari Sultan Pajang, Adiwijaya. Dari kakek, ayah dan ibunya, KH Hasyim Ashari memperoleh pendidikan dan nilai-nilai dasar Islam yang kokoh.
Download Berkas

KONTRIBUSI HADHRATUSY SYEIKH KH. HASYIM ASY’ARI DALAM MENEGAKKAN NKRI
Oleh Ahmad Zubaidi Dosen UIN Jakarta

Awal abad XX merupakan mulai tumbuhnya kesadaran anak bangsa untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Bukan berarti pada masa sebelumya bangsa Indonesia berdiam diri terhadap penjajahan. Para pendahulu, terutama kaum santri, telah berjuang melawan penjajahan di berbagai daerah, seperti Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah, Imam Bonjol di Sumetara Barat, Pattimura di Ambon, Cut Nyak Dien di Aceh dan lain-lain. Tetapi perjuangan para pendahulu lebih bersifat kedaerahan belum berskala nasional. Masa awal perjuangan Kyai Hasyim di Tebuireng bersamaan dengan semakin represifnya perlakuan penjajah Belanda terhadap rakyat Indonesia. Pasukan Kompeni ini tidak segan-segan membunuh penduduk yang dianggap menentang undang-undang penjajah. Pesantren Tebuireng, Jombang pun tak luput dari sasaran represif Belanda.
Download Berkas

MENGENAL LEBIH DEKAT KH HASYIM ASY’ARI
Oleh Salahuddin Wahid Pengasuh Pesantren Tebuireng

Kita perlu memberi penghargaan kepada Museum Kebangkitan Nasional yang telah menyelenggarakan kegiatan pagi ini. Ini adalah upaya untuk menggali kehidupan tokoh nasional bangsa Indonesia.
Di dalam pandangan saya, ada empat tokoh raksasa Islam Indonesia yang hidup dalam generasi yang sama. Yang pertama adalah KH Ahmad Dahlan (1868-1923), pendiri Muhammadiyah. Yang kedua adalah KH Hasyim Asy’ari (1871-1947). Yang ketiga adalah HOS Tjokroaminoto (1882-1934). Yang keempat adalah H Agus Salim (1884-1954). Keempat tokoh ini mempunyai peran masing-masing didalam kelompok masyarakat yang berbeda. KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari pernah belajar bersama pada KH Sholeh Darat di Semarang dan pada KH Khatib Minangkabau di Mekkah. Keempatnya sudah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Download Berkas