Facebook Community Leadership Circles Berbagi Kebaikan di Museum Kebangkitan Nasional

0
467

Sejak kehadirannya di jajaran media sosial di Indonesia, Facebook menjadi salah satu media sosial yang menjadi primadona. Bukan hanya menjadi sarana bersosialisasi, tetapi juga menghubungkan manusia dari berbagai belahan dunia. Lebih dari itu, di Facebook menjadi tempat berkumpulnya orang-orang dengan latar belakang dalam sebuah komunitas.

Untuk membangun komunitas yang lebih kuat baik di dalam maupun di luar Facebook dengan memberikan dukungan bagi pimpinan komunitas lokal meluncurkan sebuah program baru bernama Community Leadership Circles (CLC), yang terdiri dari para admin grup lokal di seluruh dunia yang melakukan pertemuan secara rutin untuk membangun relasi dan saling belajar satu dengan yang lain.

Pada hari Sabtu, 27 Juli 2019, FCLC mengadakan pertemuan bulanan untuk para leadernya di Jakarta sekaligus mengunjungi Museum Kebangkitan Nasional dalam rangka Hari Persahabatan Internasional yang jatuh pada tanggal 30 Juli 2019 mendatang.

Sebelum memulai pertemuan, leader dari FCLC menjelajahi setiap sudut Museum Kebangkitan Nasional dengan didampingi seorang edukator. Kunjungan dimulai dari bagian pergerakan nasional, dimulai dari ruang nusantara yang membahas mengenai perjalanan bangsa Barat ke Indonesia, perjuangan para pahlawan dari berbagai daerah, hingga adanya politik etis yang menimbulkan adanya organisasi-organisasi modern nasional. Kemudian, para peserta menjelajahi ruang koleksi alat-alat kedokteran dan ruang memorial yang ada di Museum Kebangkitan Nasional. Mulai dari ruang-ruang kelas yang dahulu digunakan oleh siswa STOVIA, ruang anatomi yang merupakan ruang memorial berdirinya organisasi Boedi Oetomo dan ruang asrama.

Para peserta terlihat antusias untuk berkeliling Museum Kebangkitan Nasional dan melihat koleksi-koleksi yang ada. Tidak jarang peserta mengabadikan momen tersebut dengan berfoto bersama. Anggota FCLC di Jakarta terdiri dari para leader dari berbagai komunitas yang melakukan kegiatan-kegiatan positif di bidangnya masing-masing dengan mempromosikan nilai-nilai keberagaman dan persahabatan lintas budaya, kekayaan warisan budaya dan pengetahuan berbasis bukti (anti hoax). Saat ini anggotanya telah mencapai lebih dari 300 orang. Dengan demikian, terbukti jika pada era digital, kehadiran media sosial bisa membantu orang-orang melakukan kebaikan ke seluruh penjuru dunia.