Abdul Haris Nasution

0
6883

ABDULHARIS NASUTION

 

“Tentara yang tidak mendapat dukungan rakyat pasti kalah.” Jenderal Besar A.H. Nasution adalah sosok yang tak mungkin dilupakan oleh bangsa ini. Tokoh ini bisa tampil tegar, misalnya dalam mengambil sikap ketika kekuatan komunis merajalela, tetapi Pak Nas juga bisa menitikkan air mata ketika melepas jenazah tujuh Pahlawan Revolusi di awal Oktober 1965. Pak Nas dikenal sebagai penggagas Dwifungsi ABRI. Konsep yang digagasnya telah menyimpang ke arah yang destruktif. Orde Baru yang ikut didiri- kannya (walaupun ia hanya sesaat saja berperan di dalamnya) telah menafsirkan konsep itu dalam peran ganda militer yang sangat represif dan eksesif. Tentara tidak lagi menjadi pembela rakyat, tetapi bermain dalam lapangan politik. Selain konsepsi dwifungsi ABRI, ia dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya. Gagasan perang gerilya dituangkan dalam bukunya  yang fenomenal, Strategy of Guerrilla Warfare. Selain diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, karya itu menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk seko- lah elite militer dunia. West Point, Amerika Serikat: Abdul Haris Nasution lahir 3 Desember 1918, di Kotanopan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Anak petani ini bergelut di dunia militer setelah sebelum- nya sempat menjadi guru di Bengkulu dan Palem- bang. Tahun 1940, ketika Belanda membuka sekolah perwira cadangan bagi pemuda Indonesla, la ikut mendaftar. Selanjutnya, la menjadi pembantu letnan di Surabaya. Tahun 1942 ia mengalami pertempuran pertamanya saat melawan Jepang di Surabaya. pasukannya bubar. Bersepeda, ia lari ke Bandung. Dl kota ini ia bekerja sebagai pegawal pamong praJa. Tldak betah dengan pekerjaan sebagai priyayi, tahun 1943 ia masuk militer lagi dan menjadi Wakil Komandan Barisan Pelopor di Bandung.          .

Setelah Jepang kalah perang, Nasution bersama para pemuda eks-Peta mendirikan Badan Keamanan Rakyat. Karirnya langsung melesat dan Maret 1946, ia diangkat menjadi Panghma DlVlSl III/Pn~ngan. Mei 1946 ia dilantik Presiden Soekarno sebagagai  Panglima Divisi III Siliwangi. Februari 1948, ia menjadi Wakil Panglirna Besar TNI (orang kedua setelah Jenderal Soedirman). Tapi, sebulan kemudian Jabatan” Wa pangsar” dihapus dan ia ditunjuk menJadl Kepala Staf Operasi Markas Besar Angkatan Perang RI. Dl penghujung 1949, ia diangkat menjadi KSAD. Dalam Revolusi Kemerdekaan 1(1946-1948), ke- tika memimpin Divisi Siliwangi, A.H. Nasution betul- betul mempelajari arti dukungan rakyat dalam suatu perang gerilya. Dari sini lahir gagasannya tentang Illetode perang gerilya sebagai bentuk perang rakyat. Metode perang ini dengan leluasa dikembangkannya setelah Pak Nas menjadi Panglima Komando Jawa pada masa Revolusi Kemerdekaan II (1948-1949). la Illenyusun Perintah Siasat No. 1, yang berisi “juklak” tentang persiapan perang gerilya. Instruksi tersebut keIIludian dikenal sebagai doktrin “pertahanan rakyat total”. Doktrin itu sampai hari ini masih dianut militer Indonesia.

Pak Nas merupakan sosok yang bisa mengambil  jarak terhadap kekuasaan. Meski mengaku menga- gumi Soekarno, ia tidak menyangkal kalau sering ter- libat konflik dengan presiden pertama RI ini. Perang dingin di antara keduanya muncul ketika ia tidak bisa menerima intervensi politisi sipil dalam persoalan . internal militer. la laIu mengajukan petisi agar Bung Karno membubarkan Parlemen (Peristiwa 17 Okto- ber 1952). Karena dianggap menekan Presiden akhir- nya Pak Nas dicopot dari jabatannya. Tapi, konflik internal AD tak kunjung reda, sehingga tahun 1955 Bung Karno memberikan lagi jabatan yang sama. Hubungan keduanya pun muIai membaik. Bahkan KSAD jadi co-formateur dalam pembentukan Kabinet Karya dan Kabinet Kerja.

Selanjutnya, giliran Pak Nas yang menyeberang ke pentas politik. Tahun 1957, terjadi pemberontakan PRRIjPermesta, Bung Karno menyatakan SOB (ne- gara dalam keadaan perang). la ditunjuk sebagai Pe- nguasa Perang Pusat dan pemberontakan bisa dipa- tahkan dengan cepat. Tapi, di konstituante, para anggota parlemen terus berdebat ten tang UUD baru. Pertengahan 1959, perdebatan menjurus pada perpec an. Sebagai Penguasa Perang, Pak Nas mengaju gagasan pada Bung Karno untuk “kembali ke U 1945”. Tangga15 Juli 1959, ke1uarlah Dekrit Presid yang bersejarah itu. Tapi bulan madunya dengan Soekarno tidak berlangsung lama. Sejak awa11960-an, hubungan kedua tokoh itu mu1ai renggang. la tak bisa menerima si Bung Karno yang dekat dengan PKI. Pertentan antara keduanya akhirnya menjadi rivalitas terb pasca peristiwa G 30 S. Pak Nas bekerjasama deng Pangkostrad Mayjen Soeharto, menumpas habis P Bung Karno tidak mau “menyalahkan” PKI. A nya Pemimpin Besar Revo1usi itu pun terguling.

Nasution nyaris menjadi korban G 30 S. Na nya termasuk da1am daftar penculikan. Beruntungia dapat 1010s dari kepungan, wa1aupun kehilang puterinya, Ade Irma Suryani. Pak Nas memang so yang berani terang-terangan menentang komu .• Pada tahun 1948 ia memimpin pasukan Siliwa menumpas pemberontakan PKI di Madiun. la ju’ aktif mengha1angi manuver-manuver PKI, ant lain menentang usu1 mempersenjatai buruh dan t Awal pemerintahan Orde Baru, Pak Nas .semp berperan. Semula, beberapa tokoh AD, seperti Ke Idris, H.R.Dharsono, dan Sarwo Edi, mendesakrr untuk menjadi presiden. Tetapi, Pak Nas hanya mejadi Ketua MPRS. Tahun 1968,lewat keputusann MPRS mengangkat Soeharto menjadi presiden. Kemesraan Nasution-Soeharto juga tidak la Setelah Soeharto berkuasa, Nasution ma1ah disin kirkan. Keterlibatannya da1am Petisi 50 dianggap se- bagai biang ke1adinya. Puncaknya, 1972, setelah 13 tahun memimpin angkatan bersenjata, Nasution di- ensiunkan dini dari dinas militer. Sejak saat itu Nasution tersingkir dari panggung politik. Dalam masa tuanya, Pak Nas sempat dibelit per- soalan hidup. Rumahnya di J1. Teuku Umar Jakarta, ampak kusam dan tidak pernah direnovasi. Secara roisterius pasokan air bersih ke rumahnya terputus, tak lama setelah Pak Nas pensiun. Namun, setelah 21 tahun dikucilkan, tiba-tiba Nasution dirangkullagi oleh Soeharto. Tangga15 Oktober 1997, bertepatan dengan hari ABRI, prajurit tua yang dikena1 taat beri- badah itu dianugerahi pangkat ‘Jenderal Besar bin- tang lima. Se1ain Nasution, ada dua jenderal yang  menyandang.bintang 1ima sepanjang sejarah RI: yaitu Soedirman dan Soeharto. Abdul Haris Nasution tutup usia di RS Gatot Soe- broto, pukul 07.30 WIB, pada tanggal 6 September

2000.