You are currently viewing Membumikan Museum-Museum Ke Lingkungan Sekolah
Para siswa tampak bersemangat menjawab pertanyaan seputar museum yang disampaikan oleh para penyuluh.

Membumikan Museum-Museum Ke Lingkungan Sekolah

Hingga kini oleh sebagian besar orang museum masih dianggap sebagai tempat yang kuno dan “jadul,” padahal lebih dari itu museum merupakan salah satu oase pengetahuan yang dapat menjadi dasar pembentuk kehidupan di masa mendatang.

“Museum itu tempat menyimpan benda-benda masa lalu, kak” ujar Hendy, salah satu siswa SMAN Pabedilan, Cirebon, yang sekolahnya dipilih sebagai salah satu tempat diselenggarakannya Sosialisasi Museum Bersama.

Fakta diatas menunjukan bahwa definisi museum bagi masyarakat, khususnya generasi muda, akan arti, tugas, dan fungsi museum belum banyak berubah. Museum masih dianggap \sebagai tempat menyimpan dan merawat benda-benda kuno maupun bersejarah saja. Padahal lebih dari itu, banyak museum yang juga menghadirkan ilmu pengetahuan, sains dan teknologi, hingga dunia seni. Museum merupakan sebuah sumber ilmu dan pembelajaran yang tidak bisa didapatkan dari sekolah.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya  Pasal 18 Ayat 2 yang dimaksud dengan museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi berupa benda, bangunan, dan/atau struktur yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya atau yang bukan Cagar Budaya, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat.

Dari definisi museum tersebut bahwasanya muara dari kegiatan museum berupa perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan adalah untuk dikomunikasikan kepada masyarakat. Untuk penyebarluasan informasi/pengkomunikasian museum kepada masyarakat, hal penting yang harus dilakukan adalah mensosialisasikan keberadaan museum. Melalui kegiatan tersebut diharapkan masyarakat tahu akan keberadaaan museum dan dapat memanfaatkan museum yang kaya akan informasi budaya dan sejarah.

Untuk itu, penyebarluasan informasi keberadaan Museum Basoeki Abdullah kepada masyarakat Indonesia sangat penting dilakukan sebagai bagian dari pemasaran produk wisata museum dengan berdasar pada skala prioritas. Dengan semakin luasnya sebaran informasi keberadaan Museum Basoeki Abdullah, tentu akan meningkatkan pengetahuan dan jumlah kunjungan serta varian asal daerah pengunjung museum tersebut. Apabila terwujud, tentu visi dan misi museum sebagai pelestari sejarah dapat tercapai.

Apabila jumlah kunjungan wisatawan semakin meningkat, tentu juga akan meningkatkan citra museum sebagai objek dan atraksi wisata alternatif serta tercapainya visi dan misi museum sebagai pelestari dan khususnya bagi Museum Basoeki Abdullah, sebagai pusat kegiatan seni dan budaya bagi masyarakat.

Kegiatan strategi penyebarluasan keberadaan Museum pada tahun 2018 adalah melalui pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Museum Bersama di Kota Cirebon, Jawa Barat. Sasaran tempat kegiatannya adalah sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Cirebon. Penunjukan wilayah tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwasanya masyarakat Kabupaten Cirebon masih sedikit yang berkunjung dan bahkan mengenal Museum Basoeki Abdullah, Museum Naskah Proklamasi Jakarta, Museum Sumpah Pemuda Jakarta dan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Maksud kegiatan Sosialisasi Museum Bersama ini adalah sebagai sarana dalam mengenalkan atau mempromosikan keberadaan Museum peserta kegiatan kepada masyarakat Kabupaten Cirebon agar mereka dapat memanfaatkan keberadaan museum sebagai media pendidikan yang menarik dan menghibur. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah agar masyarakat Kabupaten Cirebon mengenal lebih baik tentang keberadaan museum baik berkaitan dengan informasi pameran museum dengan koleksi yang dipamerkannya, lokasi museum, fasilitas-fasilitas museum dan lain-lainnya.

Melalui kegiatan sosialisasi museum ini diharapkan nantinya dapat membantu penyebarluasan informasi dan juga publikasi akan keberadaan Museum Basoeki Abdullah dan museum peserta lainnya kepada kepala sekolah, guru dan siswa tingkat SD, SLTP dan SLTA di Kabupaten Cirebon Jawa Barat sebanyak 1.920 peserta. Adapun sasaran sekolahannya ada sebanyak 24 sekolah yang dibagi dalam 3 hari pelaksanaan.

Pada pelaksanaannya, kegiatan Sosialisasi Bersama Museum diselenggarakan dalam bentuk empat tim yang mengunjungi 2 sekolah per harinya. Sekolah-sekolah tersebut tersebar dalam Kota dan Kabupaten Cirebon, dan bahkan hingga ke perbatasan Kabupaten Cirebon dengan Provinsi Jawa Tengah. Diharapkan melalui sosialisasi ini siswa dapat memiliki paradigma baru tentang museum, dan sekaligus sebagai sarana dalam pembentukan karakter para siswa sebagai agen-agen perubahan serta pembentuk ekosistem pendidikan dan kebudayaan kedepannya.