Samarinda – Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan kegiatan berjudul Perayaan 25 Tahun Penetapan Borobudur Temple Compounds dan Prambanan Temple Compounds sebagai Warisan Dunia yang akan dilaksanakan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada bulan Desember 2016. Dalam menyemarakkan kegiatan tersebut, beberapa kegiatan telah dirancang sebagai berikut: peluncuran website Warisan Budaya Dunia Indonesia (Agustus), radio broadcast insertion (Agustus – Desember), Pameran Warisan Dunia (September), World Heritage Training for Young Generation di lokasi warisan dunia Sangiran Early Man Site dan Prambanan Temple Compounds (November), dan puncak perayaan di Borobudur Temple Compounds (Desember).

Nadjamuddin Ramly, Direktur WDB, saat memberikan sambutan
       Nadjamuddin Ramly, Direktur WDB, saat memberikan sambutan

Terkait kegiatan tersebut, Subdit Warisan Budaya Benda Dunia melakukan kegiatan di Samarinda dalam rangka Pameran Warisan Budaya. Acara Pameran Warisan Budaya tersebut dilaksanakan dari tanggal 26 September sampai 30 September 2016 di Gedung Taman Budaya, Samarinda. Adapun tamu undangan yang hadir diantaranya adalah DR. H. M. Aswin (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur), Nadjamuddin Ramly (Direktur Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya), Roseri Rosdy Putri (Kepala Subdit Warisan Budaya Benda Dunia), Drs. I Made Kusumajaya, M.Si (Kepala BPCB Kalimantan Timur), Drs. H. M. Guntur (Kepala Taman Budaya Provinsi Kalimantan Timur), Yunus Arbi (Kepala Seksi Pengusulan), Anton Wibisono (Kepala Seksi Pengelolaan), Drs. Budi Istiawan (Kepala Seksi PPP BPCB Kalimantan Timur), Dra. Ririet Surjandari, M.Hum (Kepala Subag Tata Usaha BPCB Kalimantan Timur), Akhmad Jaiz (Kepala Sejarah dan Purbakala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur), Drs. Budi Amuranto (Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kutai Timur), Drs. Ruslan Latenrilawa (Kepala Seksi Sejarah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur), Edwin Halouleo Agus Mokodompit (Ketua Youth Desk, Indonesia National Commission for UNESCO), staf Subdit Warisan Budaya Benda Dunia, staf Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur dan Pingkan Otista Podung (Duta Pariwisata Kabupaten Kutai Timur).

Roseri Rosdy Putri, Kasubdit Warisan Budaya Benda Dunia (paling kanan)
Roseri Rosdy Putri, Kasubdit Warisan Budaya Benda Dunia (paling kanan)

Pembukaan dilaksanakan pada Senin, 26 September 2016, dibuka oleh Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Bapak Nadjamuddin Ramly yang membicarakan mengenai tujuan dari pameran tersebut. Dilanjutkan dengan sambutan dari DR. H. M. Aswin, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan dilanjutkan dengan temu wicara yang dimoderatori oleh Bapak I Made Kusumajaya selaku Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur, dengan narasumber diantaranya adalah DR. H. M. Aswin (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur), Nadjamuddin Ramly (Direktur Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya) dan Pingkan Otista Podung (Duta Pariwisata Kabupaten Kutai Timur) dengan tema “Kenapa Warisan Budaya?”. Kehadiran para siswa dari sekolah yang diundang dapat menghidupkan suasana tanya jawab dan diskusi yang sedang berlangsung. Para siswa sangat antusias dengan pembahasan yang bertemakan dengan budaya, terutama Samarinda memiliki warisan budaya yang sudah masuk kedalam Tentative List UNESCO: Sangkulirang Mangkalihat Karst.

dsc_6007Sesi kedua adalah pembukaan Pameran Warisan Budaya yang dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimatan Timur, DR. H. M. Aswin. Para tamu undangan berkeliling ke tempat pameran dipandu oleh Bapak Anton Wibisono, Kepala Seksi Pengelolaan dari Subdit Warisan Budaya Benda Dunia. Sesi ketiga, acara dilanjutkan dengan talk show mengenai Budaya dan Pemuda yang dipandu oleh Leo Mokodompit, ketua Youthdesk Indonesian National Commission for UNESCO, Ibu Roseri Rosdy Putri sebagai Kepala Subdit Warisan Budaya Benda Dunia dan Pingkan Otista Podung, Duta Pariwisata Kabupaten Kutai Timur. Dalam talk show tersebut, Leo meminta peran serta dari siswa dari 10 sekolah dan guru pendamping yang hadir sebagai undangan. Talk show interaktif tersebut berjalan dengan baik, dikarenakan penjelasan yang cukup mudah dipahami oleh para siswa dan guru. Setelah penjelasan dan pemaparan selesai disampaikan oleh para narasumber, Leo mengajak siswa-siswa untuk bermain game bersama, yang melibatkan guru mereka. Dalam permainan tersebut, siswa dan guru diminta untuk berkelompok dengan anggota kelompok dari berbagai sekolah yang ada.

dsc_5946Mereka diminta untuk mengungkapkan pengetahuan mereka mengenai Budaya yang ada di kota mereka, bagaimana perasaan mereka ketika warisan nenek moyang yang ada di kota mereka masuk sebagai warisan dunia, bagaimana ketika warisan tersebut hancur karena tidak ada kaum muda yang menjaganya. Permainan tersebut membuat mereka sadar bahwa warisan budaya yang mereka miliki baik yang sudah masuk ke dalam warisan dunia atau belum harus mereka jaga agar tidak rusak dan hancur. Karena kelak generasi penerus mereka juga harus mengetahui mengenai warisan budaya yang ada di kota mereka.

Suasana Pameran Warisan Budaya
                          Suasana Pameran Warisan Budaya