Lestarikan Kearifan Lokal Pada Generasi Muda Lewat Sosiodrama

0
866
Narasumber workshop sosiodrama. Dari kiri ke kanan: Andreas Sutrasno, Sosiawan Leak, dan Max Baihaqi

Blora – Kegiatan Indonesiana menggelar Workshop Sosiodrama yang merupakan satu dari sepuluh rangkaian acara yang bertajuk ‘Cerita dari Blora: Merajut Kearifan Sedulur Sikep’. Workshop ini diselenggarakan selama 2 hari, mulai tanggal 19 hingga 20 September 2019 di Ruang Serbaguna SMP Negeri 2 Blora, Jawa Tengah.

Acara yang diikuti oleh guru SMP mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPS dan Seni ini dibuka dengan musikalisasi puisi oleh pelajar SMP Negeri 2 Blora dan dilanjutkan dengan penampilan teater yang menampilkan kisah Samin Surosentiko dalam melakukan perlawanan tehadap kolonialisme Belanda. Dalam sosiodrama tersebut ditampilkan tokoh Samin Surosentiko  yang memiliki cara diplomatis dalam menghadapi tekanan kolonialisme dan enggan menggunakan perlawanan fisik.

Penampilan teater “Tokoh Samin” mengawali acara workshop

Wokshop Sosiodrama ini  secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Kabupaten Blora, Slamet Pamuji. Dalam pembukaan tersebut hadir pula Kasubdit Penulisan Sejarah mewakili Direktur Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan. Workshop Sosiodrama menghadirkan tiga orang narasumber yang pakar dalam bidang teater, yakni Andreas Sutrasno, Max Baihaqi dan Sosiawan Leak.

Dalam workshop hari pertama para peserta menerima materi mengenai sejarah Samin yang merupakan kearifan lokal Kabupaten Blora. Sesi pertama ini juga menjadi ajang membangun ide dan gagasan serta bertukar pikiran antar peserta yang diharapkan dari gagasan yang dibangun tersebut bisa menjadi inti sari pertunjukan. Setelahnya para peserta juga diajarkan materi tentang dasar-dasar drama serta dasar tata musik. Sosiawan Leak mengatakan bahwa inti dari seni pertunjukan itu harus ada konflik. Menurutnya kisah Samin Surosentiko menjadi sesuatu yang unik karena Perjuangan Samin merupakan simbol “perlawanan tanpa kekerasan”, disinilah letak tantangannya bagaimana sebuah skenario dibangun untuk menunjukkan arti perlawanan sesungguhnya. Ia menyamakan seperti ketika kita berusaha memahami perjuangan tokoh Mahatma Gandhi dengan gerakan Satyagrahanya.

Penyelenggaraan workshop ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada guru-guru tentang dasar-dasar pementasan sosiodrama. Leak, panggilan akrabnya, menuturkan lebih lanjut bahwa di dalam teater modern ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Pertama adalah mengumpulkan pemain, memilih naskah, bedah naskah, casting dan penentuan kru, proses latihan membaca naskah secara bersama-sama (reading), dan produksi. Reading yang dimaksud itu sampai ke karakter dialog, hafalan, dan pengadeganan. Sosiodrama bila dimasukkan ke dalam teater sama dengan pengadegan. Baru diakhiri dengan finishing yang memasukkan unsur-unsur baru seperti musik, tata lampu, tata panggung, tat rias, dan lain-lain.

Sosiodrama sendiri merupakan satu alternatif model pembelajaran yang bertujuan membahas tema tertentu yang berkaitan dengan suatu sejarah dan realitas sosial untuk kemudian didiskusikan. Sosiodrama dapat menjadi salah satu media yang berperan dalam melestarikan kearifan lokal, terutama pada generasi muda. Dalam hal ini, guru-guru memiliki peran penting dalam mengembangkan sosiodrama sebagai salah satu media pembelajaran di kelas.

Setelah menerima materi, para peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mulai melakukan latihan dan menerapkan materi yang telah diberikan. Dengan dipandu oleh narasumber, para peserta terlihat antusias berlatih sosiodrama dan tata musik yang akan dipentaskan pada hari kedua pelaksanaan workshop.

“Workshop sosiodrama ini saya yakin akan bermanfaat bagi para Bapak dan Ibu guru dalam pembelajaran di kelas. Di sini tadi kita juga membicarakan sejarah Samin yang menurut saya ini menjadi pengetahuan baru, terutama bagi guru-guru IPS” kata Andreas, salah satu narasumber workshop.

Tahun 2019 ini kali kedua Pemerintah Kabupaten Blora bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan Indonesiana. Indonesiana adalah platform bagi pendukungan kegiatan seni budaya di Indonesia yang bertujuan untuk membentuk tata kelola kegiatan seni budaya yang berkelanjutan, berjejaring dan berkembang.

Kegiatan Indonesiana di Kabupaten Blora telah resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Sejarah, pada Kamis malam, 19 September 2019 di Stadium Tirtonadi, Blora. Rangkaian pelaksanaan kegiatan Indonesiana di Kabupaten Blora ini akan berlangsung hingga 22 September 2019 nanti.

Kontributor: Dirga dan Agus H