Direktorat Sejarah, Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud mengadakan kegiatan Koordinasi Saka Widya Budaya Bakti Tingkat Nasional di hotel Atlet Century, Jakarta. Kegiatan yang rencananya akan berlangsung selama tiga hari (27-29 Januari 2017) bertujuan untuk mensosialisasikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan Saka Widya Budaya Bakti di daerah dengan melibatkan Unit Pelaksana Teknis Kebudayaan sebagai tempat belajar dan berlatih.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 80 orang peserta yang berasal dari unit kerja di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan (Direktorat, BPNB, BPCB, BPSMP Sangiran, Balai Konservasi Borobudur, Museum), Balitbang Kemdikbud (Balai Arkeologi), dan perwakilan dari Ditjen PAUD-Dikmas. Acara dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, P.hD.
Hilmar Farid, dalam sambutan dan arahannya menyampaikan berapa hal yang perlu menjadi perhatian para kepala UPT Kebudayaan terkait pengelolaan Saka Widya Budaya Bakti. Poin poin tersebut adalah sebagai berikut:
- Mari mendukung instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang 8 (delapan) jam sehari pelajaran (Fullday School) dimana pramuka menjadi salah satu yang diwajibkan karena berisi materi pendidikan karakter,
- Peran Unit Pelaksana Teknis Kebudayaan sebagai bagian penyelenggara penguatan pendidikan karakter,
- Mendukung surat edaran Kapim Saka Widya Budaya Bakti tentang pembentukan pangkalan saka di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi, Kab/Kota,
- Posisi UPT Kebudayaan dalam struktur Saka Widya Budaya Bakti sebagai tempat belajar dan berlatih,
- Segera berkordinasi dengan Kwarda dan Kwarcab untuk sosialisasi dan pelantikan pengurus Saka Widya Budaya Bakti, (bagi yang belum),
- Masing-masing UPT menyiapkan tenaga instruktur Saka WBB dengan mendaftarkannya ke Direktorat Sejarah untuk mengikuti Kursus Mahir Dasar dan Kursus Pamong dan Instruktur Saka Widya Budaya Bakti (penyelenggara kegiatan),
- UPT diinstruksikan supaya mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan rangkaian kegiatan Saka Widya Budaya Bakti,
- Perbanyak sosialisasi dan koordinasi Saka WBB di daerah masing-masing, terutama pengembangan krida-krida kebudayaan dalam Saka WBB yaitu Krida Bina Sejarah, Krida Bina Seni dan Film, Krida Bina Nilai Budaya, dan Krida Bina Cagar Budaya dan Museum (sesuaikan dengan spesialisasi unit kerja masing-masing)
- Jalin kerjasama dengan Jaringan Saka Widya Budaya Bakti lainnya seperti yang telah dilakukan oleh Paudni di tiap propinsi/Kab/Kota, sehingga program kebudayaan dapat diintergrasikan masuk dalam pendidikan lewat sarana pramuka
Pada kesempatan lain, Kapusdiklatnas Kwarnas Pramuka, Dr. Suyatno, M.Pd, atau Kak Yatno, memberikan informasi, inspirasi, dan motivasi tentang Pramuka dan Saka Widya Budaya Bakti dengan cara yang sangat menarik dan membuat peserta sangat antusias mengembangkan kepramukaan di daerah masing-masing. Kak Yatno mengajak para kepala UPT untuk melihat Pramuka dari dekat, tidak dari jauh, dengan harapan UPT Kebudayaan benar-benar dapat menjadi treeger pengaplikasian peran kebudayaan dalam pengembangan karakter melalui pramuka Saka Widya Budaya Bakti.