Direktorat Sejarah Hadirkan Program Perdana Olimpiade Sejarah Nasional

0
3030
Dirjen Kebudayaan saat memberikan kuliah umum di depan peserta Olimpiade Sejarah Nasional

Dalam upaya menguatkan kesadaran sejarah (melek sejarah) dengan menghadirkan pembelajaran sejarah yang kreatif dan interaktif, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, bekerjasama dengan Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia menggagas kegiatan Olimpiade Sejarah Nasional. Kegiatan yang diselenggarakan sebagai program perdana ini dikemas dalam kompetisi lima cabang lomba yang mempertandingkan wawasan dan kreatifitas siswa-siswi SMA/SMK/MA sederajat di bidang kesejarahan.

Tujuan dari kegiatan ini tidak lain untuk menumbuhkan daya kritis dan kompetitif generasi muda. Kegiatan ini memberikan ruang bagi siswa dalam memproduksi imajinasi, kreatifitas dan argumentasi, serta menyediakan panggung bagi siswa untuk berbicara dan mengaplikasikan pengetahuan sejarah yang di dapat selama belajar di sekolah.

Direktur Sejarah Triana Wulandari dalam pembukaan Olimpiade

Olimpiade Sejarah Nasional sendiri dilaksanakan sejak tanggal 28 hingga 30 Agustus 2018 di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia dengan mengangkat tema “Nilai-nilai Keindonesiaan untuk Memperkuat Karakter Bangsa”. Adapun lima cabang lomba yang dipertandingkan meliputi lomba cerdas cermat sejarah, lomba debat sejarah, lomba tutur sejarah, lomba poster sejarah dan lomba komik sejarah. Peserta yang terlibat dalam kompetisi ini berjumlah 288 pelajar dengan 32 guru pendamping dari 32 sekolah yang berasal dari wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Dalam penyelenggarannya, olimpiade ini melibatkan 26 dewan juri yang merupakan dosen Program Studi Ilmu Sejarah FIB Universitas Indonesia dan mahasiswa S2 dan S3 Jurusan Ilmu Sejarah. Acara ini semakin semarak dengan banyaknya pendukung dari masing-masing sekolah untuk memberi semangat kepada tim perwakilan.

Acara yang diawali dengan pembukaan di pagi hari berlangsung di Auditorium Gedung IX Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI. Di dalam laporannya, Direktur Sejarah, Triana Wulandari menyampaikan bahwa setiap cabang lomba memiliki karakternya sendiri, melalui lomba cerdas cermat sejarah peserta akan termotivasi untuk memahami berbagai persoalan dan mengungkap fakta-fakta sejarah secara cerdas dan cermat. Sedangkan lomba debat sejarah mendorong siswa untuk mampu mengungkapkan ide dan gagasan terkait wawasan kesejarahan yang reflektif bagi persoalan masa kini dan akan datang. Lain halnya dengan lomba tutur sejarah yang mengajak peserta untuk mengenal lebih dekat karakter tokoh-tokoh sejarah inspiratif sebagai sumber suri tauladan. Begitupun dengan lomba poster dan komik sejarah yang memberi kesempatan peserta untuk berfikir inovatif dan kreatif dalam mengalihwahanakan materi sejarah dalam bentuk visual interaktif. “Ternyata belajar sejarah itu menjadi sangat mengasyikkan jika kita mampu mengkreasikan sumber dan bahan yang ada”, jelasnya.

Adrianus Waworuntu selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia menyambut baik dengan terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, belajar sejarah memiliki manfaat yang besar dalam memperkuat ingatan kolektif bangsa dan memupuk nilai-nilai nasionalisme dan kepahlawanan bagi generasi muda Indonesia yang mungkin saat ini dirasa kurang. Ditambahkan bahwa belajar sejarah akan bermuara kepada peningkatan kesadaran generasi muda. “Arti penting sejarah dapat dijadikan pedoman untuk bertindak di masa kini dan masa depan, disitulah letak pentingnya sejarah. Kegiatan Ini sesuai dengan visi misi departemen kami yang terkait dengan tridarma perguruan tinggi, terkait dengan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Olimpiade sejarah adalah bagian dari pengabdian kepada masyarakat. Dengan kompetisi ini diharapkan peserta tetap mengedepankan semangat akademis, sprotivitas, dan komitmen tinggi”, pesannya mengakhiri sambuatan.

Dirjen Kebudayaan mengalungkan tanda peserta menandai dibukanya ajang Olimpiade Sejarah Nasional

Membuka sambutannya, Hilmar Farid selaku Dirjen Kebudayaan memberikan gambaran bahwa bercermin pada ajang Asian Games ke 18 yang sekarang sedang berlangsung sebagai perhelatan besar di Asia: “tidak ada atlet yang bisa menang kalau karakternya tidak solid. Atlet yang juara adalah bukan karena hanya fisiknya yang diuji tetapi juga kemampuan karakter dan mentalnya”. Menyinggung tentang pembelajaran sejarah, Hilmar menambahkan: “di dalam ajang kompetisi seperti olimpiade sejarah yang peserta ikuti itu sebetulnya terkandung banyak sekali nilai, seperti sportivitas, kesabaran, strategi dan sebagainya. Siapapun dapat mempelajari sejarah, apapun profesinya. Ini mengartikan bahwa semua orang seharusnya belajar sejarah karena sejarah merupakan bagian integral dari keadaan kita sebagai bangsa.”

Beliau pun berharap agar Olimpiade Sejarah yang diselenggarakan pertama kali ini bisa menjadi ajang untuk berkompetisi, bukan untuk saling mengalahkan, akan tetapi menjadi yang terbaik diantara yang baik.

Direktur Sejarah didampingi Kepala Departemen Sejarah FIB UI berbincang-bincang dengan perwakilan peserta dalam kunjungan ruang lomba

Dalam kesempatannya selama kegiatan berlangsung, Direktur Sejarah meninjau ruang-ruang lomba yang seluruhnya digelar di Gedung IX FIB UI. Beliau sangat senang apabila kegiatan Olimpiade Sejarah Nasional bisa terus diapresiasi pelajar dan diikuti oleh lebih banyak peserta dari berbagai sekolah dan wilayah. Harapannya, di tahun-tahun yang akan datang ajang ini menjadi rutin diadakan setiap tahun, tidak saja semakin meluas dalam kepesertaan, namun lebih dari itu jenis dan cabang lomba akan diperbanyak sehingga kreatifitas pelajar akan semakin terasah dalam memanfaatkan sumber-sumber pengetahuan sehingga belajar sejarah menjadi menarik dan menyenangkan. (A.H)