Pentingnya Sejarah Papua, Direktorat Sejarah bersama LIPI Gelar Bedah Buku “Papua dalam Arus Sejarah Bangsa”

0
1298
Direktur Sejarah Triana Wulandari bersama Peserta dan Pembicara Bedah Buku Papua dalam Arus Sejarah Bangsa

Dalam rangka mendukung gerakan literasi nasional, Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan Bedah Buku Papua Dalam Arus Sejarah Bangsa. Bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kegiatan bedah buku ini diselenggarakan pada tanggal 25 Februari 2019 di Gedung Graha Widya LIPI, JL. Gatot Subroto Jakarta. Kegiatan bedah buku dihadiri oleh 80 peserta dari berbagai bidang keilmuan dan latar pendidikan yang berbeda untuk memberikan beragam perspektif keilmuan dalam membedah intisari yang terkandung dalam buku Papua Dalam Arus Sejarah Bangsa yang diterbitkan Direktorat Sejarah di tahun 2018.

Direktur Sejarah, Triana Wulandari membacakan Laporan Kegiatan

Acara dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid. Dikatakannya bahwa penerbitan buku Papua Dalam Arus Sejarah Bangsa menjadi warna berbeda bagi masyarakat untuk memahami sejarah Papua yang selama ini hanya didominasi oleh sejarah konflik. Hadirnya buku Papua dalam Arus Sejarah Bangsa dapat memberikan kontribusi yang berbeda. Kemudian beliau menambahkan kegiatan bedah buku ini juga menjadi salah satu pencapaian Direktorat Jenderal Kebudayaan karena dapat bekerjasama dengan LIPI sebagai lembaga ilmu pengetahuan di Indonesia.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid membuka acara Bedah Buku Papua dalam Arus Sejarah Bangsa

Kegiatan bedah buku dihadiri oleh empat pembicara utama sekaligus penulis dari buku, antara lain Prof. Dr. Taufik Abdullah dari AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia), Prof. Dr. Susanto Zuhdi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. Herawati Sudoyo dari Lembaga Eijkman serta Dr. Rosmaida Sinaga dari Universitas Negeri Medan. Acara bedah buku dipandu oleh Dr. Adriana Elisabeth sebagai moderator dan Dr. Cahyo Pamungkas sebagai pembahas buku dimana keduanya merupakan peneliti LIPI.

Dari kiri ke kanan, Dr. Rosmaida Sinaga, Prof. Dr. Herawati Sudoyo, Prof. Dr. Taufik Abdullah, Dr. Adriana Elisabeth, Prof. Dr. Susanto Zuhdi

Keempat penulis memaparkan pemikiran mereka tentang buku sejarah Papua tersebut. Dr. Taufik Abdullah memaparkan tentang sejarah Papua dan wilayahnya pada awal masa kemerdekaan. Beliau juga menegaskan pentingnya perekaman dalam proses pengumpulan sumber sejarah, karena sumber yang berbentuk kertas akan hilang dimakan waktu. Prof. Dr. Susanto Zuhdi lebih berfokus dalam perbedaan interpretasi sejarah Papua. Herawati Sudoyo menyampaikan tentang kajian genetika percampuran genetis yang ada di Papua. Sedangkan Rosmaida sebagai pengajar yang pernah belasan tahun mengajar di Universitas Cendrawasih juga menambahkan tentang pembauran yang sudah lama terjadi di Papua.

Dr. Cahyo Pamungkas membahas buku Papua dalam Arus Sejarah Bangsa

Pada sesi pembahasan dan tanya jawab, Cahyo Pamungkas mengutarakan agar buku ini sebaiknya bisa dinikmati oleh berbagai kalangan mulai dari anak SD sampai orang dewasa. Karena buku ini mempunyai potensi untuk mengisi kesenjangan literatur dalam penulisan sejarah. Kemudian Brigjen TNI Ali Hamdan Bogra sebagai perwakilan Wantannas (Dewan Ketahanan Nasional) menyampaikan pentingnya sejarah Papua dapat masuk ke dalam kurikulum sekolah untuk menumbuhkan rasa nasionalisme.

Brigjen TNI Ali Hamdan Bogra (tengah) memberi tanggapan atas terbitnya buku Papua dalam Arus Sejarah Bangsa

Buku Papua dalam Arus Sejarah Bangsa ini diharapkan menjadi ruang dialog bersama untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang toleran dan harmonis, menciptakan kedamaian di tengah keberagaman budaya. Buku ini bukan saja menyajikan kekayaan informasi tentang keragaman dan kearifan sejarah Papua, namun juga memberikan kesadaran bagi kita bahwa keberagaman adalah sebuah keniscayaan bagi Indonesia dan ini haruslah disikapi dengan arif dan bijaksana demi terwujudnya Indonesia yang maju dan sejahtera. MHW