Bicara sumpah pemuda bicara sejarah gerakan anak muda, bicara tentang bagaimana anak muda tahun 1928 memimpikan suatu kesatuan bangsa yang besar yang bersatu diatas bumi Nusantara. Gerakan pemuda tersebut telah membuka alam bawah sadar seluruh elemen bangsa pada masanya untuk menyatakan kesatuan bangsa Indonesia yang merdeka.
Sumpah Pemuda bukan hanya sebuah rekomendasi hasil kongres Pemuda ke- II tahun 1928, lebih dari itu, Sumpah Pemuda merupakan pemantik rangkaian panjang sejarah lahirnya Indonesia, karena dari Sumpah Pemuda sejarah bangsa indonesia terus merangkai hingga Proklamasi Kelahiran Bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945, yang Kemudian ditutup dengan disyahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Pada momen 90 tahun peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2018. Bertempat di komplek kemdikbud. Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, mengadakan rangkaian kegiatan dalam memperingati momen penting ini. Kegiatan awali dengan melakukan senam Maumere oleh 1500 peserta dari pelajar SMA DKI. Jakarta, Komunitas Kesejarahan dan Masyarakat, kemudian disusul dengan Ikrar Pemuda 4.0, kegiatan Talkshow Sumpah Pemuda dan banyak rangkaian kegiatan lainnya. Dalam sesi talkshow hadir sebagai bintang tamu, Alisa Wahid (Gusdurian Institute), Ratih Ibrahim (Presidium Mafindo), dan Hilmar Farid, Ph.D, (Direktur Jenderal Kubudayaan).
Pada pelaksanaan talkshow tersebut, Alisa Wahid memyampaikan pentingnya menjaga nilai toleransi dan kebineka tunggal ikaan bangsa Indonesia dalam merekat persatuan bangsa. Pada kesempatan yang sama Ratih Ibrahim mengajak generasi muda untuk senantiasa mencari referensi utama dalam membaca berita ataupun media sebagai upaya menangkal hoax yang begitu merebak dan dapat memecah integrasi bangsa.
Berbeda dengan dua pembicara sebelumnya, Hilmar Farid menyampaikan arti penting gerakan pemuda tahun 1928 bagi kehidupan alam Indonesia merdeka saat ini. Pemuda saat ini harus bisa mengimajinasikan kehidupan Indonesia dimasa yang akan datang. Seperti halnya pemuda di tahun 1928 yang berani mengimajinasikan Indonesia yang bersatu dan merdeka. Generasi muda saat ini harus juga memiliki imajinasi yang lebih besar dari generasi muda yang lalu dengan tidak melupakan perjuangan mereka.
Salah satunya cara mengaktualkan perjuangan bangsa saat itu adalah melelui belajar sejarah, dengan mempelajari sejarah kita dapat menjaga ingatan sejarah bangsa. Karena baginya kehidupan Indonesia saat ini merupakan hasil jerih payah para pendahulu bangsa. Ketika kita melupakan atau tidak mengilhami perjuangan pendahulu bangsa maka ke rasa acuh akan hadir dan akhirnya mengancam keberlangsungan bangsa.
Kegiatan di tutup dengan konser dari Band Utopia dan kuis digital intraktif kesejarahan yang dipandu oleh tim direktorat sejarah dengan berbagai macam hadiah menarik. Kegiatan ini harapkan dapat meningkatkan kesadaran sejarah dan kecintaan terhadap bangsa melalui internalisasi nilai perjuangan para pendiri bangsa untuk kemerdekaan Indonesia.