Bali menjadi tuan rumah pembukaan Festival Panji Internasional 2018 yang diikuti oleh tiga negara di Asia Tenggara, Kamboja, Thailand, dan Indonesia. Festival ini diadakan dengan tujuan membangkitkankan kembali budaya Panji yang saat ini mengalami kemunduran. Kebangkitan tersebut meliputi warisan budaya Panji, seperti sastra, seni pertunjukan, wayang, seni topeng, serta kria.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan Dewa Putu Beratha menyampaikan bahwa beliau merasa bangga karena Festival Panji sebagai lokal genius bangsa Indonesia yang telah tersebar di beberapa negara di Asia Tenggara, hingga kini masih tetap eksis keberadaannya. ‘’Tentunya melalui Festival Panji Internasional 2018 akan semakin membangkitkan apresiasi masyarakat, khususnya para generasi muda di jaman sekarang ini’’, tambahnya.
‘’Bali juga memiliki kepentingan yang besar terhadap pelestarian cerita panji karena telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian, khususnya seni pertunjukan yang merupakan pelengkap ritual keagamaan masyarakat Hindu di Bali’’, tutupnya.
Naskah Cerita Panji telah mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai warisan Dunia Memory of the World (MoW) pada bulan Oktober tahun 2017. Cerita Panji merupakan budaya asli Indonesia yang ada sejak abad ke-14, di era Majapahit. Dari masa ke masa cerita Panji sangat popular dan digemari masyarakat menyebar hingga ke wilayah nusantara bahkan sampai ke Asia Tenggara, terutama Malaysia, Kamboja, dan Thailand. Namun saat ini, kurang mendapatkan apresiasi dari masyarakat, khususnya generasi muda. Festival ini diharapkan dapat memperkenalkan dan membangkitkan kembali budaya Panji.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kesenian Restu Gunawan mengatakan bangga karena sebagian yang menonton adalah anak-anak, hal ini sangat penting dalam proses regenerasi dari sebuah cerita panji. ‘’Ini menjadi tugas kita bersama untuk melestarikan cerita panji sebagai kekayaan budaya Indonesia. Khusus di Bali, latar cerita panji sangat terpelihara dengan baik dalam berbagai bentuk seni pertunjukan’’, lanjutnya.
Perhelatan selama dua hari ini, menampilkan pertunjukan drama tari panji dari masing-masing delegasi negara yang berlatarbelakang dari cerita panji, antara lain: Drama Tari Gambuh ‘’Terbakarnya Hutan Trate Bang’’ dan Drama Tari Legong dari Delegasi Indonesia, Drama tari ‘’Inao-Inao Keluar Dari Gua’’, dan tari etnik dari Delegasi Thailand, dan Drama Tari Klasik ‘’Inao’’, dan tari etnik dari Delegasi Kamboja. (PED)
Pergelaran hari pertama
Workshop Festival Panji Internasional 2018
Tidak hanya pergelaran, Festival Panji Internasional 2018 di Bali ini juga diadakan workshop Panji di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali pada 29 Juni 2018. Para delegasi negara memperagakan beberapa gerakan tari serta memberikan informasi makna dari gerakan tersebut, antara lain gerakan gerakan menunjukkan rasa cinta, gerakan menunjukkan rasa sedih dan menangis, gerakan menunjukkan ekspresi marah, dan gerakan menunjukkan rasa hormat.
Pergelaran Kedua