Jakarta – Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Festival Nasional Musik Tradisi Anak-anak Tahun 2014untuk tingkat nasional pada 19 – 21Mei 2014, bertempat di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya No 73, Jakarta Pusat. Petunjukan digelar mulai pukul 14.00 WIB – selesai, dengan menampilkan 12 grup setiap harinya.
Festival ini diisi pergelaran musik yang diikuti oleh satu grup perwakilan dari 34 Provinsi seluruh Indonesia. Para peserta akan menampilkan pertunjukan musik khas daerahnya masing-masing. Penampilan mereka dinilai oleh tim pengamat yang terdiri dari Jabatin Bangun (IKJ Jakarta), Suhendi Afryanto (STSI Bandung), Prof. Johan Salim (ISI Yogyakarta), Embi C.Noer (praktisi), dan Kenedy Nurhan (wartawan). Tim pengamat menilai peserta dari empat aspek, yaitu originalitas atau keunikan karya, ide dan kreativitas, otentisitas, dan kuantitas.
Festival ini dihela tuntuk menjawab kondisi industri musik Indonesia yang terus berkembang bahkan dengan sangat pesat. Bermunculannya penyanyi solo, grup band, dan lagu-lagu baru, menunjukan perkembangan tersebut. Festival Nasional Musik Tradisi Anak-anak 2014 juga dilengkapi sarasehan sebagai wahana untuk mengkaji tema-tema yang berkaitan dengan musik tradisi pada 19 Mei 2014, 19.00 WIB di Ballroom Hotel Oasis Amir, Jakarta. Sarasehan diharapkan dapat saling bertukar informasi tentang tradisi musik di daerahnya masing-masing. Tema yang dibahas dalam sarasehan ini, yaitu proses kreatif pengemasanmusik tradisi, konsep pembinaan penonton musik tradisi anak-anak, dan peran edukatif atau sosiologis musik tradisi anak-anak.
“Festival yang bertema “Berawal dari Tradisi Menjadi Pribadi yang Kuat dan Berkarakter” inimemberi kesempatan bagi anak-anak untuk berkiprah dalam dunia seni musik.Mereka juga distimulus untuk berkreasi sesuai alam pikiran dan dunianya agar jiwa kreativitasnya dapat tumbuh berkembang secara natural dan terhindar dari kekerdilan jiwa. Kegiatan ini juga merupakan upaya mengangkat kembali produktivitas dan popularitas musik tradisi bagi masyarakat khususnya anak-anak,” ujar Endang Caturwati –Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Galih Setiono