Jakarta – Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud Hilmar Farid bersama Bupati Belu Willybrodus Lay meresmikan Laboratorium Seni Budaya SMAN 1 Tasifeto Barat, Kab. Belu, NTT, ditandai dengan penandatanganan Prasasti oleh Dirjen Kebudayaan dan pemukulan gendang oleh Direktur Kesenian Restu Gunawan, Senin (26/02/2018). Acara ini dihadiri oleh Asisten 3 Eda Fahik, Anggota DPRD Kabupaten Belu Theodorus Manek, Ketua Komisi 3 Rudy Bouk, Kepala UPT wilayah 2 Alexander Bell, Kepala Dinas PPO Kabupaten Belu Marsianus Loe, dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan.
SMAN 1 Tasifeto Barat merupakan lokasi yang tepat dijadikan lokasi pembangunan Laboratorium Seni Budaya karena sekolah ini sangat strategis, berada di tengah-tengah Kota Atambua. Hal ini disampaikan Bupati Belu saat memberikan sambutan dalam peresmian Laboratorium Seni Budaya. “Kami sangat berterima kasih kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud yang telah memilih Kabupaten Belu untuk pembangunan laboratorium ini’’, ucapnya.
”Kabupaten Belu memiliki banyak seniman dan budayawan meskipun selama ini masih berada dipinggiran. Tari likurai yang tadi ditampilkan merupakan tarian khas Belu untuk menyambut pahlawan pulang dari perang. Pada tahun 2017, tarian ini juga dipentaskan di dataran tinggi Fulan Fehan yang dibawakan kurang lebih 6000 orang’’, tambahnya.
Hilmar Farid menyampaikan agar Laboratorium Seni Budaya ini tidak hanya dimanfaatkan SMAN 1 Tasifeto Barat saja, tetapi sekolah-sekolah lain dan masyarakat sekitar untuk pengembangan kebudayaan, khususnya budaya tradisional.
Usai pengguntingan pita, Direktur Jenderal Kebudayaan, Bupati Belu, Direktur Kesenian, Kepala Sekolah, dan para undangan melakukan peninjauan lokasi laboratorium. Dalam Laboratorium tersebut juga diputarkan tayangan video Laboratorium Seni Budaya, Profil Sekolah, serta aktivitas ekstrakulikuler para siswa. (DK)