Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 memberi banyak dampak pada masyarakat. Salah satu yang terdampak adalah kegiatan edukasi yang dilakukan BPSMP Sangiran, baik melalui museum maupun berbagai kegiatan edukasi lain. Museum Manusia Purba Sangiran harus menutup museum guna mencegah penyebaran Covid-19 sejak 15 Maret 2020 hingga 9 April 2021.
Pada tanggal 10 April 2021, museum Kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu museum yang dibuka hanya 2, yaitu Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan dan Dayu. Guna melakukan edukasi melalui museum, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran memberi layanan virtual museum.
Pelayanan virtual museum hari Kamis, 24 Juni 2021 ini pada SMA Masehi Kudus dengan peserta guru serta siswa. Siswa yang turut serta dalam kegiatan ini adalah kelas X dan XI guna menambah pengetahuan. Jika sebelum pandemi SMA Masehi Kudus tiap tahun melakukan kunjungan ke Museum tapi saat pandemi ini, hal tersebut tidak mungkin dilakukan.
“Tiap tahun kami mengunjungi museum untuk memperkenalkan siswa pada sejarah masa lalu tapi karena pandemi hal itu tidak mungkin dilakukan sehingga kami bersurat untuk memohon virtual museum”, jelas Prawito selaku Kepala Sekolah SMA Masehi Kudus.
Pandemi membuat pihak sekolah untuk berpikir mencari solusi guna memberikan edukasi kepada para siswa. Kerjasama dengan pihak BPSMP Sangiran ini menjadi salah satu solusi guna tetap memberi edukasi pada para siswa.
Iskandar Mulia Siregar, S.Si., selaku Kepala BPSMP Sangiran dalam sambutannya menjelaskan bahwa, “Layanan virtual museum ini sebagai salah satu inovasi kala pandemi”.
Sebuah inovasi yang berusaha mengedukasi masyarakat melalui bantuan teknologi. Melalui virtual museum, diharapkan tetap mampu memberikan edukasi pada masyarakat karena saat ini Museum Manusia Purba Sangiran terpaksa menutup layanan museum diakibatkan meningkatnya kasus positif Covid-19. Penutupan museum selain karena peningkatan kasus positif ini juga karena instruksi Bupati Sragen dan Karanganyar.
Edukasi melalui virtual museum menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. “Ke depan kerjasama ini bisa dilanjutkan, kami memiliki tugas menyebarkan informasi tentang Situs Sangiran dan koleksinya”, lanjut Iskandar.
Melalui virtual museum ini diharap mampu memberikan informasi bagi pihak SMA Masehi Kudus sebagai bagian dari edukasi yang diberikan BPSMP Sangiran. Edukasi yang memanfaatkan teknologi Zoom Meeting guna mengenalkan kekayaan masa lalu bagi penambahan pengetahuan.