BPSMP Sangiran Mengedukasi Melalui Virtual Museum

0
574

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 memberi banyak dampak pada masyarakat. Salah satu yang terdampak adalah kegiatan edukasi yang dilakukan BPSMP Sangiran, baik melalui museum maupun berbagai kegiatan edukasi lain. Museum Manusia Purba Sangiran harus menutup museum guna mencegah penyebaran Covid-19 sejak 15 Maret 2020 hingga 9 April 2021.
Pada tanggal 10 April 2021, museum kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu museum yang dibuka hanya 2, yaitu Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan dan Dayu. Guna melakukan edukasi melalui museum, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran memberi layanan virtual museum.
Melalui layanan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat yang mengakses layanan ini. Hikmah dari pandemi ini, salah satunya adalah mengajarkan kita untuk mengakses internet guna mendapat edukasi. Edukasi berupa virtual museum yang dilakukan BPSMP Sangiran bertujuan terus memberikan layanan edukasi pada masyarakat.
Hal ini dinikmati oleh Universitas Indraprasta PGRI atau sering disebut Unindra, yang pada hari Sabtu, 26 Juni 2021 mendapat pelayanan edukasi virtual museum. “Terima kasih pihak BPSMP Sangiran berkenan memberi layanan berupa virtual museum bagi mahasiswa kami dalam mata kuliah Sejarah Indonesia Kuno”, jelas Arief dari pihak Unindra.
Pada kesempatan ini, dijelaskan koleksi yang dipamerkan di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Koleksi yang disajikan pada 3 ruang dengan tema ruang pamer 1 “Kekayaan Sangiran”, kemudian “Jejak Langkah Kemanusiaan” menjadi tema ruang pamer 2, dan terakhir di ruang pamer 3 dengan tema, “Kejayaan Homo eretus 500 ribu Tahun yang Lalu”.
Ketiga ruang pamer disajikan pada para mahasiswa dan dosen Unindra diserta penjelasan dari M.Mujibur Rohman, S.Hum, M.Pd. secara runtut. Dengan penjelasan ini diharap mampu memberikan pengayaan materi bagi para peserta. Pengayaan materi ini diakui dapat menunjang materi perkuliahan, “Materi prasejarah ini menjadi pengayaan materi bagi kami, saya biasa mengajar materi sejarah Hindu-Budha dan melalui virtual museum ini dapat wawasan baru tentang kekayaan sejarah di masa lalu”, cetus Nur Fajar Absor selaku dosen Unindra.
Pandemi yang masih melanda Indonesia mengajarkan kita untuk melek teknologi dan kemudian mampu memanfaatkan teknologi. Melalui virtual museum, BPSMP Sangiran masih mampu memberi edukasi melalui kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran atau http://sangiran.kemdikbud.go.id/virtualmuseum. (Wiwit Hermanto)