Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia berimbas pada semua aspek kehidupan. Suasana Idulfitri 1441 H ini juga terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Di Sangiran hal ini sangat dirasakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Museum Manusia Purba Sangiran sejak tanggal 15 Maret 2020 tutup hingga batas waktu yang belum ditentukan guna mencegah penyebaran Covid-19. Hal ini berimbas pada aktivitas masyarakat terutama yang bergantung pada pengunjung museum.
Jumadi sebagai pelaku seni dan warga yang rumahnya tak jauh dari museum merasakan dampaknya. “Pentas dibatalkan dan latihan berhenti”, keluhnya.
Di sisi lain ternyata ada beberapa orang yang tidak mengetahui penutupan museum dan berkunjung. Mereka tidak mendapat informasi tentang penutupan museum.
Terpisah Iwan Setiawan Bimas selaku Kasi Pemanfaatan BPSMP Sangiran menjelaskan bahwa, “Kami sudah mengumumkan penutupan melalu media resmi yang kami miliki, melalui media sosial maupun website dan juga pengumuman resmi lainnya”.
Hal ini memang menjadi ciri khas bahwa masyarakat saat libur Idulfitri tiba membanjiri Museum Manusia Purba Sangiran. Kebiasaan itu tidak bisa dilakukan tahun ini, “Kami memberikan informasi tentang Museum Sangiran melalui Sangiran Google Arts and Culture dan juga melalu museum virtual yang bisa dinikmati masyarakat”, jelas Iwan.
Layanan tersebut bisa dinikmati dengan cara mudah. Dengan telepon genggam yang dipunyai masyarakat bisa mengakses secara gratis.
“Masih ada yang berkunjung ke museum, itu bertanda masyarakat masih mencintai museum. Kami sangat berterima kasih atas perhatiannya tapi di sisi lain kami juga berkomitmen terlibat secara aktif melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 yaitu dengan menutup museum untuk sementara waktu”, jelas Iwan.
Dengan penutupan museum BPSMP Sangiran berperan aktif dalam penyebaran Covid-19 tapi di sisi lain masyarakat yang berkunjung harus menahan diri untuk menunda kunjungan. “Selama penutupan museum, saya bekerja di sawah dan juga jualan online”, kata Saputra salah seorang warga yang tinggal di sekitar museum.
“Semoga bencana ini segera berakhir”, doa Warseno salah satu pelaku seni yang tinggal di dekat museum.
Kita semua dapat mencegah penyebaran Covid-19 dengan mengendali diri untuk tidak bepergian. Untuk sementara tidak ke Museum Sangiran yang sedang tutup sehingga hanya bisa menyaksikan gerbang museum saja. Semoga cobaan ini segera berlalu. (Wiwit Hermanto)