Abstrak
Situs patiayam adalah satah satu situs manusia purba yang penting yang ada di Indonesia. Situs Patiayam memiliki tinggalan jejak kehidupan manusia dan lingkungan masa lalu yang kompleks dan dapat mengungkapkan kehidupan masa lalu, hal ini dapat dijumpai dari temuan-temuan yang ada di Situs Patiayam baik dari fosil manusia, binatang bahkan peralatan pendukung yang digunakan manusia masa lalu sebagai salah satu hasil budayanya. Penemuan fosil di lingkungan situs Patiayam masih sering kita jumpai hingga saat ini. Penemuan-penemuan fosil tersebut sebagian besar diperoleh dari masyarakat yang melakukan aktifitasnya baik di sekitar lingkungan tempat tinggalnya atau lahan yang mereka garap. Pada saat ini laporan penemuan fosil tersebut ditindaklanjuti oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran yang merupakan salah satu Unit Pelayanan Teknis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki salah satu tugas dan fungsi sebagai Pelestari tinggalan manusia Purba yang ada di Indonesia.
Salah satu kegiatan dari BPSMP Sangiran adalah melakukan penyelamatan fosil yang ada di Situs Patiayam. Pada tanggal 22-25 Agustus 2016 BPSMP Sangiran melakukan penyelamatan fosil gajah purba (Stegodon). Dari hasil penyelamatan tersebut dapat diidentifikasi yaitu fosil paha kaki gajah (femur), fosil tulang jari (phalanges), fosil tulang belikat (scapula), dan fosil tulang rusuk (costae). Dari beberapa fosil tersebut terdapat satu fosil yang tidak normal seperti fosil yang lain yaitu fosil tulang rusuk (costae) gajah purba (stegodon), fosil tulang tersebut memiliki bentuk yang berbeda dan tidak sama dengan tulang rusuk gajah pada umumnya, tulang rusuk tersebut memiliki tonjolan pada bagian tengahnya. Dalam tulisan ini berusaha untuk mengetahui apa yang terjadi pada tulang rusuk gajah purba tersebut.
Kata kunci : Situs Patiayam, penyelamatan, trauma,fraktur, fosil tulang rusuk (costae).
Trauma Fracture Of Costae Stegodon Fossil From The Rescuing Action In Patiayam Site
Abstract
Patiayam is one of the significant early man sites in Indonesia. This site reveals the complex remaining paths of past human life and environment. The evidences are shown through findings from Patiayam Site like human and fauna fossils, also supporting tools used by the human as their product of culture. The fossil findings in Patiayam Site are continuously occurred until recently. They are mostly from the local people who are doing their daily activities in their settlement and farms as well. Recently, the reports from those local people are followed-up by the Conservation Office of Sangiran Early Man Site as the Technical Unit under the Ministry of Education and Culture that plays a role to conserve the early man remains in Indonesia.
One of the Conservation Office of Sangiran Early Man Site’s programs is fossil rescuing in Patiayam Site. On August 22nd-25th 2016, the Conservation Office of Sangiran Early Man Site conducted early elephant (Stegodon) fossil rescuing. From that program, some fossils are indentified, namely fossils of: elephant’s thigh (femur), finger bones (phalanges), shoulder bone (scapula), and rib bones (costae). There is an unusual fossil among those findings, that is the Stegodon’s rib bones (costae). It has different shape from the general elephant’s bones. There is a protrusion in the middle of the bone. This article analyzes what had happened with that rib bones.
Keyword: Patiayam Site, rescuing, trauma, fracture, rib bone fossil (costae)
Albertus Nikko Suko Dwiyanto (Seksi Pelindungan BPSMP Sangiran)
Selengkapnya silahkan klik disini