Sebuah Pesan dari Tari Purba

0
303

Situs Sangiran memberikan kontribusi lebih dari 50% temuan Homo erectus dunia sekaligus menyimpan misteri kehidupan manusia purba yang hidup antara 1.5 juta hingga 250 ribu tahun yang lalu. Hal ini merupakan keistimewaan dari situs ini sehingga diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh Unesco pada tahun 1996.
Pengakuan tersebut merupakan sebuah kebanggaan bagi Indonesia dan sudah seharusnya segenap pihak turut dalam upaya melestarikan situs ini. Salah satu pihak yang turut melestarikan situs ini adalah sebuah kelompok kesenian yang hidup di tengah-tengah Situs Sangiran, kelompok itu menamakan diri Kelompok Tari Purba. Mereka merupakan sekelompok masyarakat Desa Dayu, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah. Mereka berusaha untuk melestarikan Situs Sangiran melalui jalur kesenian tari yang mengetengahkan gerak dan musik disertai rias layaknya di jaman purba menjadi ciri khas mereka.

Karya yang mereka tampilkan mengambil kisah dari kehidupan mereka yang berada di tengah-tengah Situs Sangiran. Karya tari yang mereka bawakan dalam berbagai pementasan menceritakan kisah masa lalu yang terjadi di Situs Sangiran saat manusia purba berjenis Homo erectus berjaya di situs ini.
Tari yang dibawakan kelompok ini, “Menceritakan kehidupan manusia purba yang hidup di Sangiran, di awal mereka hidup mencari makan dengan berebut. Kemudian lama kelamaan mereka berpikir bahwa hal itu tidak membawa manfaat sehingga mereka bersatu untuk mencari makanan dan kemudian membagi makanan untuk dimakan bersama-sama”, jelas Warseno selaku ketua Kelompok Tari Purba.
Terdapat pesan dalam tari yang dibawakan kelompok ini, manusia sebagai makhluk sosial harus hidup rukun dalam kebersamaan. Pertikaian akan menimbulkan kesengsaraan bagi semua pihak, kebersamaan dalam kedamaian dalam mencapai tujuan bersama menjadi pilihan terbaik.
Pesan tersebut makin kuat tertancap dalam karya yang mereka tampilkan karena anggota kelompok ini terdiri dari berbagai latar belakang sosial ekonomi. Anggota kelompok ini terdiri, “Dari banyak kalangan, ada ibu rumah tangga, perangkat desa, penjaga loket klaster dan lain-lain”, jelas Novi salah seorang anggota Kelompok Tari Purba.
Pesan yang sangat jelas disampaikan kepada para penikmat seni saat mereka mementaskan karyanya. Sebuah pesan dari masa lalu untuk kita yang ada di masa kini untuk hidup Bersatu dalam kedamaian. Sebuah upaya keras yang terus dilakukan Kelompok Tari Purba dalam berperan melestarikan Situs Sangiran, sebuah tempat di mana mereka hidup dan mencari penghidupan. (Wiwit Hermanto)