Salah satu fungsi museum adalah sebagai menjadi sumber belajar dan inspirasi sebagai bagian dari menghargai kisah masa lampau. Koleksi museum juga bisa menjadi inspirasi untuk menghasilkan karya yang lebih baik dengan menyesuaikan pengetahuan dan teknologi di masa kini. Berbagai pengetahuan yang ada di museum dapat sebagai sarana kegiatan riset dan penelitian yang perlu disebarluaskan pada Masyarakat guna pengembangan ilmu pengetahuan. Bagi dunia pendidikan dan masyarakat umum, museum juga terbuka untuk kepentingan pengembangan pembelajaran dan rekreasi.
Hal ini menjadi tujaun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sukawati, Gemolong, Sragen, Jawa Tengah untuk berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Kunjungan ini dilakukan pada hari Selasa, 16 Januari 2024. Wardoyo selaku Kepala Sekolah SMK Sukawati dalam surat tertulisnya mengungkap tujuan kunjungan ini dalam rangka, “Meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang ilmu sejarah pada kalangan pelajar”.
Pada kunjungannya, rombongan memperoleh pengetahuan tentang kisah hidup manusia purba yang pernah hadir di Sangiran. Pengetahuan ini didapatkan melalui penjelasan petugas dan film yang mengisahkan tentang kehidupan di Sangiran di masa lalu yang pada masa kini dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan. Hal ini sesuai dengan tujuan rombongan SMK Sukawati yang ingin “Meningkatkan pengetahuan siswa khususnya pada mata pelajaran Sejarah, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Jawa”, lanjut Wardoyo.
Kisah hidup manusia purba berjenis Homo erectus yang berhasil menciptakan budaya berupa alat bantu dalam hidup mereka. Hidup ditengah fauna purba yang menjadi hewan buruan mereka yang diburu dengan menggunakan budaya yang berhasil mereka ciptakan. Kisah itu terekam dalam lapisan-lapisan tanah yang ada di Situs Sangiran yang hingga kini masih terus diteliti guna kemajuan pengetahuan. Rombongan memperoleh pengetahuan melalui film yang berjudul “Sangiran untuk Dunia” yang mengisahkan tentang Situs dan Museum Sangiran. Situs Sangiran diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh Unesco karena mampu memberikan sumbangsih akan penjelasan terkait misteri kehidupan manusia purba sejak 1,5 juta tahun yang lalu. Keistimewaan Situs Sangiran sehingga diakui dunia, manusia purba jenis Homo erectus dan berhasil menciptakan budaya, lapisan-lapisan dan hewan-hewan purba. Hal ini diceritakan dalam museum, menceritakan berbagai kisah yang dialami Homo erectus beserta kisahnya dimasa lalu. “Terima kasih atas penjelasannya”, seru Suwito, salah seorang guru pendamping. Sebuah kunjungan bermakna dalam menjelaskan sebuah perjalanan panjang Sangiran pada para siswa. (Wiwit Hermanto)