Lapisan asal atap tengkorak Homo erectus dari Grogolan Wetan yang berupa pasir halus hingga kasar berwarna abu-abu kebiruan, menunjukkan kesamaan litologis dengan horizon budaya dalam penggalian Truman Simanjuntak, yang keduanya berjarak hanya sekitar 25 meter. Di lain pihak, temuan artefak yang dihasilkan dalam penggalian tersebut sangat penting : kapak genggam, bola-bola batu andesit, dan juga alat serpih. Dalam perspektif sebuah penggalian di Sangiran, kualitas temuan artefaktual tersebut dapat dikatakan sangat bervariasi, apalagi dengan ditemukannya kapak genggam, karena bukti-bukti artefaktual Sangiran yang umum ditemukan hingga saat ini adalah alat-alat serpih dan bola-bola batu andesit. Temuan kapak genggam di Sangiran telah memberikan pemahaman baru tentang distribusi kapak genggam yang lebih luas di Indonesia, karena jenis artefak ini juga ditemukan di Kali Baksoka, Lembah Wallanae, dan juga dasar-dasar sungai di Padang Bindu. Hal yang lebih memberi arti bagi penemuan kapak genggam itu adalah status temuan yang berasal dari sebuah penggalian arkeologis yang sistematis, dengan kronologi yang diketahui secara pasti. Arti penting selebihnya adalah memberikan perspektif baru tentang makin kaburnya posisi teori Movius’ line.
Selengkapnya silahkan klik disini