Sangiran merupakan salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Sragen. Sebuah tempat yang dikenal dunia sebagai obyek penelitian sejak tahun 1930-an dan saat ini menjadi obyek wisata dan edukasi.
Dengan latar belakang tersebut, Pemerintah Kabupaten Sragen melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata mengajak Finalis Putra-Putri Sukowati untuk berkunjung. Kunjungan ini menjadi sarana untuk memperkenalkan Sangiran pada para finalis Putra-Putri Sukowati yang berjumlah 10 pasang. “Kami mengajak para Finalis Putra-Putri Sukowati ke Museum Sangiran sebagai salah satu penilaian sekaligus memperkenalkan kepada mereka akan salah satu potensi wisata di Sragen”, terang Sri Wahyuni SH, M.M. Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sragen.
Untuk memperkenalkan tentang Sangiran, diberi juga materi berupa leaflet dan presentasi bagi para peserta. Leaflet yang diberikan pada para finalis berupa informasi tentang museum-museum yang berdiri di Sangiran, mulai Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan, Bukuran, Ngebung, Dayu maupun Museum Lapangan Manyarejo. Melalui leaflet ini, diharap informasi singkat tentang museum di Sangiran mampu diserap para finalis.
Tema-tema museum tersebut berbeda-beda dan perlu diketahui publik dan hal itu diharapkan dapat disampaikan duta wisata. Dengan adanya duta wisata ini diharapkan mampu memberikan informasi pada publik tentang Sangiran dan pengetahuan itu dimulai dari membaca informasi melalui leaflet.
Presentasi diberikan dengan singkat tapi kaya akan informasi yang diperlukan guna memberikan penjelasan pada para finalis. Dalam materi presentasi ini, diadakan juga diskusi dan tanya jawab antara narasumber dengan para finalis. Diskusi dan tanya jawab ini berlangsung dengan santai sehingga informasi yang didapatkan akan lebih mudah dicerna para finalis.
Dalam diskusi dan tanya jawab ini para finalis banyak memberikan berbagai pertanyaan pada narasumber terkait dengan perkembangan Sangiran dari masa lalu hingga kini, penelitian yang dilakukan, temuan penting yang ada, bagaimana proses perlindungan fosil, hubungan dengan masyarakat, masalah yang dihadapi dalam upaya pelestarian Situs Sangiran dan berbagai pertanyaan lainnya.
Semoga dengan adanya putra-putri Sukowati ini, mampu memberikan pengembangan wisata ke depan seiring dengan pelestarian Situs Sangiran. (Wiwit Hermanto)