Dunia Wisata Menyusuri Monumen di Sangiran

0
1187

Agung Banana menyusuri Monumen Drepo, Sangiran 27, dan Trianggulasi yang merupakan monumen temuan penting dan juga salah satu sumber informasi penting guna mengenal Sangiran dan berbagai misterinya. Hal ini dilakukan pada hari Senin, 16 Juli 2018 guna memberikan informasi bagi para pemirsa program Dunia Wisata TATV tentang sisi lain dari Situs Sangiran.
“Kita mungkin pernah mendengar dan mengetahui Sangiran tetapi belum mengenal monumen yang ada di sini”, kata Agung.
Di Monumen Drepo banyak di temukan binatang rawa-rawa seperti kuda sungai, buaya, kura-kura, moluska yang berusia antara 1,8-0,9 juta tahun yang lalu. “Lokasinya di tengah persawahan dengan angin semilir yang sejuk”, katanya saat menapakkan kaki di monumen ini.


Setelah selesai mengekplorasi Monumen Drepo, Agung beranjak menuju Monumen S 27 yang menyimpan sejarah penemuan tengkorak manusia purba Sangiran 27. Sebuah temuan tengkorak manusia purba yang menjadi salah satu temuan penting di Sangiran. Temuan ini ditemukan saat pembangunan saluran irigasi Bapang yang menjadi salah satu urat nadi pengairan sawah penduduk. “Seru disini, menawarkan spot foto yang menarik bagi kamu yang senang berwisata”, ajaknya pada pemirsa.


Perjalanan Agung dalam program Dunia Wisata kali ini adalam Monumen Trianggulasi yang menyimpan sebuah kisah masa lalu von Koenigswald yang memiliki jasa begitu besar bagi Sangiran. Dengan penelitiannya di Ngebung yang memiliki potensi temuan alat manusia purba yang besar di sini. Alat manusia purba itu membuat von Koenigswald yakin akan menemukan manusia purba di Sangiran. Dengan latar belakang itulah Monumen Trianggulasi ada dan mengisahkan sekilas tentang kisah masa lalu penelitian von Koenigswald. Dengan temuan alat manusia purba yang begitu banyak, von Koenigswald menyebutnya sebagai Sangiran Flake Industry.


Setiap monumen menjadi pertanda dan pengingat akan kebesaran potensi Sangiran yang perlu diangkat ke permukaan bagi informasi untuk publik. Sebuah sisi lain Sangiran yang mengungkap kisah dibalik perkembangan Sangiran. (Wiwit Hermanto)