Saat Informasi di Kemas Menarik Bagi Generasi Muda

0
544

Museum Ranggawarsita Jawa Tengah menggelar hajatan pameran bersama yang mengambil nama Museum Dolan Klaten yang bertajuk “Bersama Museum, Menginspirasi Masa Depanku”. Pameran bersama berlangsung tanggal 4-8 Agustus 2022 yang mengambil tempat di Gedung Pandanaran Kabupaten Klaten.

Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran turut berpartisipasi dalam pameran bersama ini. Berbagai koleksi ditampilkan guna memberikan informasi dan pengetahuan bagi pengunjung serta pemandu yang siap memberikan informasi dan penjelasan pada pengunjung. Selain itu berbagai suvenir bagi pengunjung yang beruntung.

Beberapa judul buku yang tentang Situs dan Museum Sangiran siap diberikan secara gratis pada pengunjung. Informasi dan pengetahuan secara khusus dikemas untuk generasi muda yang menggandrungi teknologi. Melalui kode batang yang disediakan di stan BPSMP Sangiran, pengunjung dapat memindai dan menyaksikan pemanfaatan teknologi yang dimanfaatkan untuk edukasi pada masyarakat.

 “Keliatan koleksinya”

“Ada giginya”

“Tengkorak seperti yang ada disana”

“Wah bisa seperti ini”

Demikian beberapa kesaksian pengunjung yang rata-rata anak sekolah tinggkat SMA sederajat saat diperkenalkan dengan pemanfaatan teknologi yang disajikan di stan BPSMP Sangiran. Kode batang yang ada di poster informasi yang berisi penjelasan singkat tentang Situs Sangiran dan kebesarannya.

Dari kode batang, mereka dapat menyaksikan temuan artefak Sangiran 1 dan Sangiran 17.

Pada 1936, untuk pertama kalinya von Koenigswald menemukan sebuah fosil tengkorak Homo erectus yang kemudian diberi kode S1 (Sangiran 1). Sejak saat itu hingga 1941, Koenigswald menemukan fosil manusia purba Homo erectus. Penemuan fosil Homo erectus di Situs Sangiran kemudian menjadi tahapan penting bagi sejarah manusia.

Sangiran 17 atau dikenal juga dengan nama Pithecanthropus VIII, atau disingkat S17 merupakan salah satu temuan sisa manusia jenis Homo erectus yang penting dari Sangiran. Temuan ini ditemukan pada tahun 1969 oleh pemuda setempat bernama Tukimin bersama Towikromo. Mereka adalah dua orang yang menggantungkan hidup mereka dilahan pertanian yang mereka miliki.

S17 ditemukan di sebelah selatan Sungai Cemoro di Dukuh Pucung, Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Duplikat S17 banyak dikoleksi dan dipajang di museum paleoanthropologi terkemuka di seluruh dunia dan dijadikan referensi penting untuk merekonstruksi wajah Homo erectus.

Kisah masa lalu itu dapat disampaikan kepada pengunjung dengan memanfaatkan teknologi. Sebuah kemasan menarik bagi pengunjung, khususnya generasi muda yang menggandrungi teknologi. (Wiwit Hermanto)