Misteri kehidupan pra-sejarah di Jawa telah lama menarik minat orang untuk meneliti. Bukan hanya orang Eropa, tetapi juga orang Indonesia sendiri.
Dengan berbekal izin pemerintah kolonial, pada tahun 1865, seorang pelukis eksentrik melakukan ekspedisi keliling Pulau Jawa untuk mengungkap kepurbakalaan pulau ini.
Raden Saleh Syarif Boestaman, demikian nama pelukis itu. la tercatat melakukan ekskavasi di Banyunganti, Kalisono, Kedungbrubus, dan Gunung Plawangan di Jawa Tengah.
Selain sejumlah fosil moluska dan tengkorak hewan, ia menemukan pula fosil tulang belakang hewan yang panjangnya 5.48 m, lengkap dengan tulang-tulang rusuknya. Semua fosil itu dibawa ke Batavia bersama sejumlah besar artefak lain dari masa yang lebih muda, termasuk artefak logam.
Hasil ekspedisi Raden Saleh amat dihargai para ilmuwan Eropa sehingga ia menjadi warga Hindia Belanda pertama yang mendapat penghargaan dari Bataviaasch Genootschaap von Kunsten en Wetenschappen, lembaga keilmuan dan seni masyarakat Eropa di Batavia yang pada masa kemudian menjadi Museum Nasional. Sumber: Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu