RP.Soejono memulai kiprahnya di Sangiran pada 1962. Di tahun itu, terbentuk Proyek Penelitian Paleoantropologi Nasional dengan dukungan dana dari Menteri Riset Nasional. Pada rangkaian proyek penelitian di Dusun Tanjung, ahli arkeologi ini berkolaborasi dengan Teuku Jacob—ahli antropologi ragawi, dan Sartono—ahli geologi. Ini adalah awal kolaborasi mereka—tiga serangkai pendekar Sangiran, yang bertahan hingga puluhan tahun. Tercatat, Soejono beberapa kali kembali ke Sangiran untuk melakukan penelitian. Antara lain di Dayu pada tahun 1963 bersama dengan Basoeki, di lokasi ini ia menemukan beberapa artefak batu yang ditemukan pada endapan kerikil Formasi Kabuh. Dua belas tahun berikutnya, ia melakukan penggalian di Ngebung. Di tahun 1979, Soejono melakukan penelitian berupa survei permukaan di daerah Ngebung, dan menemukan kapak perimbas (chopper) dan beragam alat batu. Temuan alat batu saat penelitian di Ngebung sangat penting untuk membandingkan alat-alat batu yang ditemukan di daerah lain dalam wilayah Sangiran.
Sejumlah pemikiran dan laporan penelitiannya telah dipublikasikan kepada khalayak. Beberapa di antaranya adalah artikel “Kebudayaan Patjitan” (1968) dan “The Distribution of Type of Bronze Axes in Indonesia”, dipresentasikan di hadapan Kongres Internasional Orientalis ke-28 (28th International Congress of Orientalist) di Canberra, tahun 1971 dan dimuat dalam Bulletin of Archaeological Institute of the Republic of Indonesia. Pemerintah Indonesia menganugerahkan Satya Lencana Kebudayaan tahun 1996. Beberapa buku juga diterbitkan oleh murid dan ilmuwan koleganya untuk dipersembahkan kepada Soejono.
Sumber: Museum Manusia Purba Klaster Ngebung