Senin 22 Mei 2017, segenap karyawan BPSMP Sangiran mengikuti upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Pada tanggal 20 Mei 109 tahun yang lalu, terjadi sebuah peristiwa yang amat luar biasa maknanya. Hari dimana para pahlawan bangsa menjadi awal kebangkitan rasa nasionalisme, sehingga mampu menggetarkan kekuatan penjajah dan merebut kemerdekaan. Sudah 109 tahun berlalu, langkah-langkah kebangkitan bangsa Indonesia terus maju, hidup, dan berkembang, seiring dengan perkembangan dunia global.
Tema penyelenggaraan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini adalah “Pemerataan Pembangunan Indonesia yang Berkeadilan sebagai Wujud Kebangkitan Nasional”. Dalam sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika yang dibacakan inspektur upacara, dengan mengambil tema tersebut, Pemerintah terus berupaya meningkatkan pemerataan pembangunan di seantero wilayah Indonesia. Aspek pemerataan mendapat porsi perhatian lebih tinggi, dimulai dari membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah terpencil dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Terwujudnya pemerataan pembangunan yang berkeadilan harus diimplementasikan dalam berbagai strategi, kebijakan, dan peningkatkan pelayanan optimal kepada masyarakat.
Dalam pidato tersebut juga disampaikan beberapa capaian yang dilakukan Pemerintah dalam mewujudkan pemerataan. Di bidang kelistrikan, pembangunan ketenagalistrikan telah dilakukan di 2.500 desa yang belum tersentuh aliran listrik. Kebijakan subsidi listrik juga lebih difokuskan bagi masyarakat menengah ke bawah, sehingga relokasi subsidi listrik pada 2016 sebesar Rp 12 triliun telah dialihkan untuk menunjang sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Terkait pembangunan infrastruktur, Pemerintah hampir merampungkan 3.800 dari 4.300 kilometer jalan Trans Papua dalam rangka meningkatkan mobilitas ekonomi dan meningkatkan keadilan pembangunan khususnya di kawasan Indonesia Timur.
Pemaknaan Hari Kebangkitan Nasional dalam kehidupan sehari-hari bagi “pekerja bidang kebudayaan” adalah dengan memajukan kebudayaan demi memperkuat pondasi kuat dalam membangun karakter bangsa. Pembangunan bangsa tanpa karakter yang kuat hanya akan sia-sia dan disinilah pentingnya peran “pekerja bidang kebudayaan” diperlukan, yaitu memajukan kebudayaan yang berharga dalam sebuah pondasi pembangunan. (Wiwit Hermanto)