Pembukaan Museum Manusia Purba Sangiran Kala Pandemi

0
658

Covid-19 menyebabkan berbagai dampak bagi masyarakat, demikian pula dengan Museum Manusia Purba Sangiran. Museum Manusia Purba Sangiran terpaksa melakukan penutupan layanan sejak 15 Maret 2020 hingga 9 April 2021 guna mencegah penyebaran Covid-19. Pada tanggal 10 April 2021 Museum Manusia Purba Sangiran Kembali dibuka secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Selain itu jam kunjungan dibatasi, mulai pukul 09.00-14.00 WIB, perhari hanya menerima 100 pengunjung, yang kemudian pengunjung untuk memasuki museum dengan protokol kesehatan yang ketat. Menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker.
Pada awal pembukaan ini, Museum Manusia Purba Sangiran baru membuka 2 museumnya yaitu Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan dan Klaster Dayu. Hal ini merupakan bagian dari koordinasi yang terus dilakukan guna mempersiapkan pembukaan museum ini.
Kebijakan pemerintah untuk menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat membuat Museum Manusia Purba Sangiran kembali ditutup pada tanggal 16 Juni 2021. Hal ini terjadi untuk mengikuti arahan pemerintah guna menekan penyebaran Covid-19 yang mulai meningkat pada waktu itu.
Selama Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan dan Dayu buka sejak 10 April 2021 hingga 15 Juni 2021, tercatat pengunjung museum sebanyak 10.096. Melihat jumlah kunjungan tersebut di masa pandemi ini, dapat disimpulkan bahwa antusias pengunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran cukup besar.
Pengunjung ingin menyaksikan suguhan pengetahuan tentang kehidupan masa lalu saat manusia purba berjenis Homo erectus berjaya di Situs Sangiran. Homo erectus hidup berdampingan dengan hewan purba yang menjadi hewan buruannya agar bertahan hidup. Untuk berburu, Homo erectus berusaha membuat alat guna mendukung cara mereka hidup.
Kehidupan itu masih terekam jelas melalui lapisan-lapisan tanah yang ada di situs ini. Semua ini dapat disaksikan di Museum Manusia Purba Sangiran yang memiliki 4 museum klaster dan 1 museum lapangan. Museum yang menjelaskan berbagai kehidupan Homo erectus di masa lalu yang saat ini dapat menjadi pengetahuan sekaligus wisata bagi masyarakat.
Penutupan kembali museum ini karena kebijakan pemerintah menjadikan pengunjung harus menahan diri untuk berkunjung kembali ke museum. Semoga pandemi segera berlalu dan museum bisa kembali buka dan normal kembali. (Wiwit Hermanto)