Kamis 18 Februari 2016, SMK I Surakarta kelas X jurusan Pemasaran berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Rombongan ini sebanyak 64 orang siswa dan 4 orang guru pendamping. Rombongan ini merupakan rombongan terakhir yang berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan yang berkunjung sejak hari selasa 16 Februari 2016. Dengan kunjungan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman secara lebih mendalam tentang ilmu prasejarah bagi siswa. Kunjungan sejak hari selasa hingga kamis dengan siswa dari jurusan akuntansi, administrasi perkantoran dan diakhir pemasaran merupakan suatu langkah menuju pembelajaran konseptual yang saat ini menjadi konsep pembelajaran modern.
Dra. Retnaningsih yang merupakan guru pejaran sejarah dalam sambutannya mengungkapkan bahwa dengan kunjungan siswa kelas X dari 3 jurusan yang ada di SMK Surakarta merupakan suatu langkah dalam mengimplementasikan pembelajaran secara konseptual. Siswa diajak untuk belajar melalui apa yang dilihat dilapangan bukan hanya teori tetapi langsung dapat melihat dilapangan. Diharap siswa dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya dengan presentasi yang dipaparkan, diskusi dan tanya jawab yang berlangsung, film yang disuguhkan dan berkeliling menyaksikan kebesaran anugerahNya yang ada disekitar kita. Semoga kunjungan ini bukan kunjungan terakhir tetapi ini menjadi sebuah awal dari kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan BPSMP Sangiran.
Untuk mengungkap materi tentang Sangiran diberikan melalui presentasi, diskusi serta tanya jawab, pemutaran film dan keliling ruang display. Presentasi yang dibawakan memudahkan para siswa mengenal Sangiran lebih dalam. Materi yang diberikan tidak hanya berupa manusia purba tetapi terdapat fauna, budaya serta lapisan tanah. Semua hal itu dikelola dengan baik dengan pengelola yang bertindak menjaga kelestarian Situs Sangiran. Materi yang diberikan dilengkapi dengan diskusi dan tanya jawab sehingga dapat menjelaskan berbagai hal dengan baik. Siswa yang berani bertanya dalam acara diskusi dan tanya jawab diberikan kenang-kenangan berupa buku tentang Sangiran.
Setelah diskusi dan tanya jawab, para siswa disuguhi pemutaran film tentang Sangiran guna mengungkap misteri yang selama ini ada dibenak mereka. Dengan teknik audio visual diharap materi tentang Sangiran yang diberikan mampu dipahami para siswa sehingga mampu menjadi media pembelajaran sesuai tujuan kunjungannya. Kunjungan diakhiri dengan berkeliling menyaksikan kemegahan Sangiran yang direpresentasikan di Museum Sangiran. (Wiwit Hermanto)