Pasar Budaya Sebagai Hajatan Masyarakat

0
919

Pasar Budaya yang telah dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 13-15 November 2020 menjadi sebuah “Hajatan Masyarakat”. Kegiatan ini dilaksanakan di lima desa klaster pengembangan Museum Manusia Purba Sangiran. Kelima desa itu adalah: Desa Krikilan, Ngebung, Bukuran, Manyarejo (Kabupaten Sragen), dan Desa Dayu (Kabupaten Karanganyar). Pelaksanaan Pasar Budaya mengangkat tema yang berbeda sesuai dengan potensi budaya yang dimiliki.

Potensi budaya yang ada di kelima desa tersebut berbeda-beda satu dengan yang lain. Setiap desa memiliki keistimewaannya sendiri-sendiri dan hal itulah yang harus diangkat guna mendapat pengakuan dari masyarakat. Potensi tersebut menjadikan sebuah desa memiliki suatu hal yang tidak dimiliki desa lainnya sehingga dalam Pasar Budaya ini, diangkat keistimewaan masing-masing desa sebagai tema Pasar Budaya di masing-masing desa.

Desa Krikilan: Pasar Budaya Sangir “Sangiran Mantu”, Desa Manyarejo: Pasar Budaya Desa Manyarejo “Napak Tilas Dusun Krajan”, Desa Ngebung: Njajah Deso Milangkori Ngebung Ngangeni, Desa Bukuran: Pasar Budaya Bukur Emas Desa Bukuran, Dayu: Pasar Budaya Ngangsu Desa Dayu.

Tema-tema Pasar Budaya di masing-masing desa tersebut diharapkan mampu mengangkat keistimewaan setiap desa yang berbeda-beda ini. Masyarakat diajak untuk mengenal potensinya masing-masing.

Pasar Budaya ini menjadi sarana untuk memperkenalkan potensi budaya lokal pada masyarakat sekaligus mengemasnya menjadi atraksi wisata. Masyarakat diajak untuk berpikir dengan melihat sekelilingnya, melihat potensi yang dimilikinya, setelah itu berusaha untuk mengembangkannya. Pengembangan ini dengan pengemasan yang baik sehingga memiliki daya saing tinggi dan dapat menjadi sebuah keunggulan suatu desa.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan juga Indonesia, berdampak dalam kehidupan masyarakat. Banyak masyarakat yang merasakan dampak yang begitu hebat, dalam Pasar Budaya ini, banyak melibatkan masyarakat dan juga kelompok kesenian yang merasakan dampak pandemi ini. Bukan hanya dampak kesehatan, ekonomi, dan wisata saja tetapi juga pada semangat hidup masyarakat.

Pasar Budaya di kelima desa ini mengajak masyarakat untuk bersatu, bekerjasama dengan bergotong royong untuk mewujudkan impian mewujudkan Pasar Budaya di desanya. Masyarakat diangkat semangatnya untuk bergotong royong melawan pandemi dan mewujudkan Pasar Budaya dalam menumbuhkan rasa bangga masyarakat  terhadap desanya. Selain itu, masyarakat dapat memunculkan identitas budaya yang khas dari sebuah desa. (Wiwit Hermanto)