Menurut Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 tentang Museum, Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) definisi museum adalah sebuah lembaga tidak semata-mata keuntungan yang bersifat permanen yang melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang bertugas untuk mengumpulkan, melestarikan, meniliti, mengomunikasikan, dan memamerkan warisan sejarah kemanusian yang berwujud benda dan tak benda beserta lingkungannya untuk tujuan pendidikan, penelitiaan, dan hiburan.
Dari dua definisi tersebut dapat dikatakan bahwa museum memiliki peran ganda, di satu sisi sebagai sumber pengetahuan dengan menyampaikan berbagai informasi, penelitian, dan berbagai pelindungan, pemanfaatan serta pelindungan terhadap koleksi warisan sejarah. Di sisi lain, museum berfungsi sebagai tempat menarik untuk dikunjungi, sebagai tempat wisata dan rekreasi.
Sebagai tempat wisata, museum memberikan berbagai pengetahuan dan informasi sebagai bagian dari upaya berkomunikasi dengan masyarakat. Komunikasi yang dilakukan melalui koleksi yang dipamerkan, sumber daya yang dimiliki museum, serta berbagai perangkat pendukung lainnya. Ketiga bagian ini merupakan bagian yang tidak terpisah dan saling mendukung.
Museum sebagai tempat wisata dan edukasi, dirasakan oleh sekelompok pengunjung Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Rabu, 16 November 2022, sekelompok pengunjung yang merupakan sebuah keluarga berkunjung ke museum ini.
“Apakah ini asli?”, tanya seorang anak pada ayahnya.
“Iya ini asli, fosil namanya”, jelas sang ayah.
Dengan sabar, sang ayah menjelaskan koleksi yang dipamerkan di ruang pamer 1 Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Kemudian sang ayah bertanya kepada seorang petugas tentang koleksi diruang pamer tersebut dan bertanya, “Apakah hanya ini ruang pamer untuk pengunjung?”
Petugas kemudian menjelaskan bahwa terdapat 3 ruang pamer di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Setiap ruang memiliki cerita yang berbeda-beda yang dapat menjelaskan rasa penasaran pengunjung. Sang ayah mengaku berasal dari Pati yang sengaja mampir berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan dalam perjalanan pulang.
“Kami dari Pati, kami perjalanan pulang dari kegiatan Haul di Solo kemudian sengaja mampir kemari”, jelasnya.
Dari satu kelompok pengunjung ini, dikatakan bahwa museum melakukan komunikasi dengan masyarakat, berkomunikasi dengan pengunjungnya. Memberi pengetahuan sekaligus memberi edukasi yang menjadi bagian dari fungsi museum. Sebuah keluarga membukti fungsi museum yang dijalankan Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan, semoga semakin banyak keluarga lain yang juga merasakan manfaat serupa. (Wiwit Hermanto)