Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 juga di rasakan oleh Indonesia. Di Indonesia, pasien Covid-19 diumumkan pertama oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020. Pasca pengumuman tersebut penderita Covid-19 di Indonesia terus meningkat sehingga dilakukan berbagai pembatasan pada berbagai aspek kegiatan di Indonesia. Hal ini sangat berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan di Indonesia. Berbagai fasilitas publik terpaksa ditutup guna mencegah penyebaran Covid-19.
Penutupan fasilitas umum ini termasuk penutupan berbagai museum. Museum Manusia Purba Sangiran juga merasakan dampaknya dan mengambil keputusan untuk menutup museum guna mencegah penyebaran Covid-19. Penutupan Museum Manusia Purba Sangiran dilakukan sejak tanggal 15 Maret 2020 yang diikuti dengan penyemprotan disinfektan secara berkala di museum.
Tanggal 10 April 2021, Museum Manusia Purba Sangiran mulai dilakukan uji coba pembukaan museum dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Museum yang dibuka baru 2 museum, yaitu Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan dan Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu. Pengunjung wajib menggunaan masker, dilakukan pengecekan suhu tubuh dan mencuci tangan sebelum memasuki museum. Selain itu, pengunjung wajib menjaga jarak, tidak berkerumun, kunjungan dibatasi dengan jam kunjung pukul 09.00-15.00 WIB. Saat memasuki museum, pengunjung dalam 1 kelompok maksimal 10-15 orang dalam jeda 15 menit dan dibatasi waktu kunjung di museum.
Untuk terus melakukan edukasi melalui museum pada masyarakat tanpa perlu membuka museum, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran memanfaatkan teknologi. BPSMP Sangiran selaku pengelola Museum Manusia Purba Sangiran mencoba melakukan berbagai terobosan. Terobosan diperlukan untuk memberi solusi cerdas dalam menghadapi situasi yang teramat kompleks ini.
Modifikasi berbagai program edukasi perlu dilakukan karena tidak memungkinkan untuk melakukan program yang biasa dilakukan. Program yang banyak mengandalkan tatap muka, yang disebabkan pandemi Covid-19, dilaksanakan melalui program daring yang sebelumnya dilakukan secara luring/ tatap muka. Solusi ini merupakan sebuah pilihan yang harus diambil dengan berbagai konsekuensinya. Perlu dilakukan berbagai terobosan yang mampu memberikan edukasi tanpa harus mengumpulkan massa yang merupakan hal yang terlarang untuk dilakukan.
Program edukasi yang dimodifikasi dan dapat memberi edukasi pada masyarakat seperti, Virtual Museum Seri Webinar Sangiran Masuk Sekolah (SMS) Informasi melalui Media Sosial @sangirankita Lomba Esai Sangiran Pemutaran Film tentang Sangiran Melalui Medcom.id (Wiwit Hermanto)