Hingga saat ini Situs Sangiran masih menunjukkan kebesarannya dengan berbagai temuan fosil didalamnya. Sebagian besar temuan fosil adalah temuan masyarakat yang memang banyak mendiami situs ini.
Masyarakat menemukan fosil biasanya saat mereka bercocok tanam disawah dan ladang, mencari rumput untuk pakan ternaknya ataupun saat melakukan aktivitas lainnya. Di Situs Sangiran masih terdapat cukup banyak fosil yang masih ada didalam tanah, dengan bukti masih banyaknya temuan fosil terutama temuan fosil dari masyarakat. Temuan fosil ini perlu dilakukan upaya konservasi agar dapat terselamatkan dan terlindungi.
Konservasi yang dilakukan oleh BPSMPS ada dua macam yaitu konservasi terhadap benda cagar budaya dan situs cagar budaya. Dalam buku ini akan dijelaskan tentang ragam kegiatan konservasi yang dilakukan oleh petugas di kantor BPSMPS terhadap benda cagar budaya yaitu fosil dan artefak. Tema-tema yang diangkat dalam buku ini adalah:
Situs Sangiran tercatat sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO sejak tahun 1996 karena memiliki nilai universal yang luar biasa. Oleh karena itu sudah kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia untuk menjaga kelestarian dari nilai universal yang luar biasa tersebut. (Wiwit Hermanto)