Sejak dikenal dunia tahun 1936, tidak diragukan lagi Situs Sangiran memiliki potensi besar sebagai situs kunci bagi pemahaman evolusi manusia purba di dunia. Bahkan Situs Sangiran telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1996. Namun status sebagai situs warisan dunia tidak membuat Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMP Sangiran) sebagai institusi pelestari menghentikan langkah dalam untuk upaya mengedukasi dan menyebarkan informasi kepada masyarakat. Sebagai salah satu tugas pengembangan, BPSMP Sangiran melakukan kegiatan revitalisasi nilai penting Sangiran yang dilaksanakan pada tanggal 22 Februari hingga 3 Maret 2021. Nilai penting Situs Sangiran digali dan dituangkan dalam media batik dan tenun melalui kegiatan Studi Pengembangan Motif Batik dan Tenun Bercirikan Sangiran.
Tim BPSMP Sangiran berkolaborasi dengan Dra. DS. Nugrahani dari Departemen Arkeologi UGM, Kartikasari Yudhaninggar, S.I.Kom., M.A dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM Yogyakarta, Mas Panji dan Mbak Mitri Lawe dari Tim mentor UNESCO Jakarta. Tim studi menggali informasi dari para perajin batik di Desa Pungsari dan perajin tenun di Desa Sambirejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen. Batik dan tenun menjadi salah satu kerajinan unggulan yang ada di dalam Situs Sangiran sehingga diangkat dalam kegiatan studi tersebut. Potensi masyarakat lainnya seperti rumah tradisional, vegetasi asli, dan bentuk kelokan Sungai Cemoro menjadi penghias desain motif batik dan tenun yang memberikan karakter kuat pada Situs Sangiran. Diharapkan dengan adanya studi pengembangan motif batik dan tenun bercirikan sangiran menjadi salah satu media yang efektif dan inklusif untuk mendekatkan Situs Sangiran kepada masyarakat (Dian Nisa Anna Rahmayani)
Proses pengumpulan data di perajin batik dan tenun, diskusi pengalaman dengan tim UNESCO, elaborasi data, dan penyusunan desain motif khas Sangiran