Memamerkan Jejak Kehidupan Purba Sangiran di Museum Geologi Bandung (Bagian 2)

0
507

Menyebarluaskan informasi dan pengetahuan tentang kekayaan yang ada di Situs Sangiran merupakan sebuah keniscayaan dan menjadi salah satu bagian tugas Museum Manusia Purba Sangiran. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pameran keliling dari kota ke kota guna mengenalkan kekayaan Sangiran yang direpresentasikan di museum. Salah satu sasaran pameran keliling adalah kota Bandung, diadakan sebuah pameran dengan tema “Jejak Kehidupan Purba di Sangiran”.

Pameran diadakan pada tanggal 9-12 September 2023 di Museum Geologi Bandung, hasil kerjasama Museum dan Cagar Budaya Unit Museum Manusia Purba Sangiran bekerjasama dengan Museum Geologi Bandung. Koleksi yang dipamerkan, mengisahkan tentang perubahan lingkungan di Sangiran sejak 2,4 juta tahun yang lalu hingga 300 ribu tahun yang lalu. Fauna yang pernah hidup di lingkungan laut, rawa, dan darat yang ada di Sangiran akan memberi penjelasan kepada pengunjung.

Gigi Hiu dan beberapa kerang-kerangan akan menjelaskan tentang kehidupan laut yang pernah terjadi di Sangiran. Tengkorak Buaya Sungai (Gavialis) yang berusia 1,8 juta hingga 900.000 tahun lalu menjadi sebuah bukti kehidupan rawa. Gigi Geraham Gajah Purba (Stegodon) dan Badak purba Rhinoceros sondaicus menjadi fauna yang hidup pada lingkungan darat di Sangiran sekitar 500.000-600.000 tahun yang lalu.

Selain fauna, kehidupan manusia purba berjenis Homo erectus akan ditampilkan melalui replika Sangiran 17. Hasil budaya yang dihasilkan menjadi pelengkap dari informasi yang ditampilkan dalam pameran ini. Bola batu dan alat serpih diharap mampu menjelaskan kehidupan Homo erectus di Sangiran.

Gigi Geraham Gajah Purba (Stegodon) menjadi koleksi yang banyak menyedot minat pengunjung. Banyak pengunjung yang antusias untuk menyentuh dan merasakan kepurbaannya. Merasakan kembali saat gajah purba itu hidup sekitar 700 ribu tahun yang lalu.

“Rasanya keras”

“Seperti batu saat saya sentuh”

“Berat juga fosilnya”

“Giginya seperti ini ya?”

Demikian komentar para pengunjung yang diperbolehkan menyentuh dan merasakan kepurbaan Gigi Geraham Gajah Purba berjenis Stegodon tersebut. Koleksi ini adalah satu-satunya koleksi yang boleh disentuh pengunjung, guna mengobati penasaran mereka. Melalui pameran ini diharap menjadi sebuah awal yang baik mengenalkan masyarakat akan peninggalan masa lalu. (Wiwit Hermanto)