Masyarakat Desa Krikilan Ingin Pasar Budaya Dihelat Kembali

0
495

Punden Tingkir merupakan sebuah tempat wisata alternatif yang menyuguhkan keindahan bunga yang enak dipandang mata, tempat religi, sekaligus edukatif bagi pengunjung. Di tempat ini, pada tanggal 13-15 November 2020 diadakan Pasar Budaya yang menampilkan berbagai potensi budaya masyarakat Desa Krikilan.
Tema yang diangkat dalam Pasar Budaya Desa Krikilan ini adalah “Sangiran Ngundhuh Mantu”, dimana dikisahkan tentang kisah masa lalu yang terjadi di Punden Tingkir. Di Punden Tingkir, terdapat makam pengikut Raden Tingkir yang kala itu, pengikut Raden Tingkir menetap di Sangiran hingga akhir hayatnya. Diyakini pengikut Raden Tingkir yang menetap di Sangiran ada 3 orang yang kemudian dimakamkan di bukit yang ada di Punden Tingkir.
Dijelaskan makna dari tema tersebut berlatar belakang masa lalu saat para pengawal Raden Tingkir melewati wilayah Sangiran. Ada seorang pengawal yang sakit yang kemudian diobati oleh sebuah keluarga dengan sangat baik, bahkan menganggapnya sebagai keluarga sendiri. Sang pengawal tersebut bergaul dan bermasyarakat dengan warga yang kemudian dikenal dengan sebutan Wiro Sangir. Wiro Sangir secara rutin diberi obat oleh seorang gadis bernama Dewi Sangir, yang lama kelamaan cinta itu bersemi antara keduanya.
Dari Pelaksanaan Pasar Budaya di Punden Tingkir ini, masyarakat mendapat pembelajaran berharga bahwa memiliki banyak potensi budaya yang bisa dimanfaatkan. Pemanfaatan itu harus melalui sebuah proses panjang untuk dapat disajikan pada masyarakat. Penyajian itu salah satunya melalui Pasar Budaya yang menjadi sebuah “Hajatan Masyarakat”.
Masyarakat merasakan itu sebagai sebuah hajatan besar sehingga turut berperan serta secara aktif dalam prosesnya. Seperti tema Pasar Budaya Desa Krikilan, “Sangiran Ngundhuh Mantu” dimana masyarakat merasa even ini sebagai hajatan yang perlu keterlibatan mereka agar even ini sukses dan mendapat pengakuan dari pihak lain. Masyarakat terlibat dalam mengawal pelaksanaan sejak proses awal dan setelah dievaluasi ternyata even ini sangat membantu dalam menyajikan potensi budaya masyarakat.
Ke depan, masyarakat Desa Krikilan bermaksud untuk melanjutkan kembali even Pasar Budaya ini. Hal ini diungkap oleh Bheti Setia Adhi, S.Pd. selaku Pengelola Punden Tingkir, “Masih digodog, menunggu aman riyin”.
Dalam pelaksanaan Pasar Budaya pada masa pandemi ini memang harus mempertimbangkan banyak hal. Bukan hanya melaksanakan saja tanpa memperhatikan berbagai pertimbangan lain dari berbagai pihak. “Masih mempertimbangkan banyak hal, kemarin sudah dikonsep tapi karena PSBB jilid 2 kemarin jadi tertunda”, pungkas Bheti.
Semangat masyarakat sudah menggunung pasca Pasar Budaya Desa Krikilan yang mengambil tempat di Punden Tingkir. Semangat itu tak sirna, hanya perlu pemikiran mendalam untuk kembali menyajikan potensi budaya masyarakat melalui Pasar Budaya selanjutnya. (Wiwit Hermanto)