Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma mengadakan kegiatan kunjungan lapangan. Kunjungan ini merupakan rangkaian dari Kuliah Lapangan Antropobiologi guna meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa. Kunjungan ini dilakukan pada hari Kamis, 30 Maret 2023 dengan 42 mahasiswa dan 3 orang dosen.
Rombongan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma berkunjung ke Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Museum ini merupakan pusat kunjungan yang memberikan informasi umum tentang Situs Sangiran. Informasi tentang Situs Sangiran dibagi dalam 3 ruang pamer di museum ini.
Selain berkunjungan ke Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan, rombongan diberikan presentasi yang menjelaskan tentang berbagai informasi tentang Situs Sangiran. Informasi mengenai berbagai hal tentang penelitian yang pernah dilakukan di Situs Sangiran, Anthopobiologi di Sangiran, dan juga tentang evolusi yang terjadi di Situs Sangiran.
“Penelitian di Situs Sangiran diawali pada tahun 1864 oleh PEC Schemulling”, ungkap Maya Damayanti, S.Si mengawali presentasinya pada rombongan.
Kegiatan penelitian tersebut kemudian berjalan dari waktu ke waktu, para peneliti asing kemudian banyak melakukan penelitian di Situs Sangiran. Para peneliti tersebut seperti Dubois, van Es, dan von Koenigswald yang berhasil memperkenalkan Sangiran pada dunia. “Eugene Dubois melakukan penelitian pertama kali di Sangiran pada tahun 1891, tetapi tidak tertarik dengan temuan di Sangiran. Kemudian dia memindahkan penelitian ke Trinil, Ngawi dan menemukan Pithecanthropus erectus” lanjut Maya.
Dalam presentasinya, Maya memberi penjelasan terkait penelitian yang dilakukan dan temuan-temuan hominid dari tahun 1864 hingga 1936. Dijelaskan penelitian terbaru terkait Homo erectus yang dilakukan oleh Matsu’ura dkk pada tahun 2020 dan Sofwan Noerwidi dkk tahun 2019.
Siwiyanti, S.Si. memberi penjelasan terkait tentang evolusi yang terjadi di Situs Sangiran yang membuat situs ini mendapat sebuah pengakuan dari Unesco. Pengakuan tersebut karena di Sangiran memberikan penjelasan tentang, “Evolusi Homo erectus dan budayanya, hewan purba, serta lingkungan yang hingga sekarang dapat dilihat melalui lapisan tanah di Sangiran”, jelas Siwiyanti.
Guna memberi pengetahuan melalui audio visual, rombongan Prodi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma diajak menonton film dokumenter. Tidak lupa sebagai tambahan bahan pustaka guna melengkapi koleksi perpustakaan.
Pengalaman kunjungan ke Museum Sangiran ini diharap dapat memberi pengalaman tambahan yang sangat berharga bagi para mahasiswa peserta perkuliahan dalam memahami Antropobiologi. Selain itu dapat meningkatkan kesadaran peserta untuk turut mengembangkan Antropobiologi di tanah air. (Wiwit Hermanto)