Situs Sangiran menyimpan kisah misteri manusia purba yang telah diakui dunia, pengakuan Unesco dengan sebutan sebagai Warisan Dunia. Untuk mempertahankan status tersebut, perlu berbagai langkah dan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya adalah masyarakat yang bermukim di Situs Sangiran.
Dukungan tersebut salah satunya dengan keterlibatan masyarakat dalam bidang kesenian yang tumbuh dan berkembang di tengah situs ini. Masyarakat yang terlibat dalam bidang kesenian memberi pengaruh pada pelestarian Situs Sangiran, masyarakat bergerak secara nyata dengan berbagai kreasi kesenian yang mereka tampilkan. Masyarakat tak jarang memanfaatkan kisah hidup manusia purba dalam kreasi yang mereka tampilkan.
Salah satu kelompok kesenian yang tumbuh dan berkembang serta memanfaatkan kisah manusia purba tersebut adalah Teater Sangir. Kelompok ini berdiri sejak 13 April 2013 yang berkomitmen menampilkan kesenian tradisional yang kemudian dikembangkan dengan berbagai kreasi. Kelompok ini diinisiasi oleh Alm. Joko Bibit Santoso dan Jumadi yang hingga kini menjadi ketua kelompok ini.
Kesenian tradisional seperti karawitan menjadi salah satu bidang yang mereka lakoni. Selain itu kelompok ini juga mengembangkan teater sebagai wadah dalam berkreasi, yang kemudian ditambah dengan kesenian gejog lesung. Gejog lesung membuat kelompok ini mulai dikenal diberbagai pementasan.
Kreasi yang sering disuguhkan kelompok ini yang berkaitan dengan kisah masa lalu manusia purba, kegiatan para peneliti asing, mitos Balung Buto, penerimaan masyarakat akan kedatangan para wisatawan, dan yang sedang dimatangkan adalah tentang evolusi manusia.
“Kami baru mematangkan adegan evolusi manusia purba”, ujar Jumadi melalui pesan singkat.
Adegan ini mulai dilatih pada para pemain Teater Sangir yang sudah berlatih secara pertahap selama pandemi Covid-19. Dengan mencoba kreasi baru ini, memunculkan masalah baru pula bagi mereka, selain untuk berkreasi dan berimprovisasi dengan adegan dan gerakan baru, mereka juga berhadapan dengan masalah kostum yang tepat.
“Untuk kreasi baru ini, kami masih kesulitan dalam membuat kostum yang sesuai, kami masih kesulitan dengan desain dan bagaimana membuat kostumnya”, jelas Jumadi.
Kreatifitas yang dilakukan oleh Teater Sangir ini merupakan sebuah kemajuan, memberikan berbagai pemikirannya untuk berkesenian. Masalah yang dihadapi akan menemukan jawaban dengan berbagai diskusi yang dilakukan anggotanya. Semua demi kemajuan kesenian yang ada di Situs Sangiran. (Wiwit Hermanto)