Konservasi Temuan Lapangan Pada Kegiatan Ekskavasi Di Situs Kala Pleistosen: Perbandingan Antara Situs Sangiran Dan Kalinga, Filipina

0
582

Abstrak
Konservasi merupakan sebuah tahapan panjang yang dilakukan sejak temuan
arkeologis pertama kali ditemukan hingga dipamerkan atau disimpan dalam storage.
Temuan arkeologis yang ditemukan dalam tahap ekskavasi merupakan salah satu data yang memerlukan penangangan khusus. Dalam tulisan ini dipaparkan dua teknik konservasi yang dilakukan di dua situs Kala Pleistosen, yaitu Situs Sangiran dan Situs Kalinga, Filipina melalui observasi dan eksperimen langsung. Minimnya penggunaan larutan kimia untuk memperkuat temuan yang rapuh perlu diimbangi dengan teknik pengangkatan temuan yang baik yang dapat menjaga bentuk dan kondisi temuan untuk tindakan konservasi lebih lanjut di laboratorium. Penggunaan perban Plester Paris yang digunakan di Situs Kalinga dan Polyurethane yang digunakan di Situs Sangiran dalam pengangkatan temuan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan konservasi. Dari segi pengaplikasian, proses pengeringan, dan ketahanan, Polyurethane lebih unggul dibanding perban Plester Paris. Perban Plester Paris memiliki kelebihan di hal lain, yaitu murah dari segi biaya, mudah didapatkan, serta aman terhadap kesehatan. Penggunaan material konservasi bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan.
Kata kunci: konservasi lapangan; ekskavasi; perban plester paris; plester paris;
polyurethane
Abstract
A long phases of conservation conducted since pre-excavation process until being
exhibited or stored in the storage. On-site conservation plays important role in the phases of conservation. Each findings requires special treatment depend on its condition. In this paper presented two conservation techniques conducted in two Pleistocene sites, Sangiran and Kalinga through observation and experimentation in the field. The lack of chemical solution used to strengthen fragile findings needs to be accommodated with the best lifting techniques which preserve the shape and condition of the findings for further conservation actions in the laboratory. The use of plaster of paris bandage in Kalinga and Polyurethane foam in Sangiran has each advantages and disadvantages which can be tailored with the conservation purposes. Polyurethane has more advantages in terms of application and drying process than the plaster of Paris bandages. Plaster of paris bandages have advantages in terms of cost, accessibility, and safe against health. The use of conservation materials can be adapted to the needs and conditions in the field.
Keywords: on-site conservation; excavation; plaster of paris bandage; plaster of paris;
polyurethane foam  (Pipit Meilinda)

Selengkapnya, silahkan klik