Kemendikbudristek Tampilkan Kekayaan Sejarah Manusia Melalui Pameran “Kampung Purba” 

0
297

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaataan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba, Museum Geologi Bandung, Balai Pelestarian Cagar Budaya seluruh Indonesia, Museum Nasional, Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I Yogyakarta dan Balai Konservasi Borobudur mengadakan pameran prasejarah bersama bertema “Jejak Peradaban Prasejarah di Nusantara” yang dibuka secara resmi pada tanggal 17 September 2022 di gedung De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah. Pameran ini dilaksanakan mulai tanggal 12 — 24 September 2022.
 
Staf Ahli Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat, Muhammad Adlin Sila menyampaikan apresiasi terselenggaranya pameran ini. “Jadi upaya-upaya yang dilakukan di bawah Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan patut diapresiasi karena melalui upaya konservasi atau pelestarian kita yang hidup di zaman sekarang ini akan jadi tahu asalnya dari mana,” ujarnya dalam sambutan pada Sabtu (17/9).
 
Apresiasi juga disampaikan Bupati Karanganyar yang disampaikan melalui Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Rusmanto. “Kami, atas nama Pemerintah Kabupaten Karanganyar, mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya Pameran Kampung Purba ini. Dengan pameran ini, diharapkan generasi muda tahu persis asal-usulnya karena generasi muda kalau tidak ada sejarah yang kita tampilkan kadang-kadang lupa. Melalui pameran ini diharapkan semangat generasi muda bisa mengerti jati dirinya,” ucapnya.
 
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Restu Gunawan menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah bergotong royong dalam pelaksanaan kegiatan. “Terima kasih kepada semua pihak terkait yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu dalam menyelenggarakan acara ini. Acara ini memang belum sempurna, jadi ayo kita sempurnakan bersama,” tambahnya.
 
Pameran “Kampung Purba” ini merupakan refleksi rekonstruksi kehidupan masa prasejarah dalam bentuk kampung yang terbagi dalam beberapa klaster. Kampung sebagai tujuan ketika pulang dalam mencari tahu  dari mana asal usul dan mengenal diri sendiri merupakan makna dalam pemilihan kata “Kampung” dari pameran purba. “Melalui kampung, kita dapat mengenal asal usul berbagai aspek budaya yang menyebabkan kemajuan peradaban,” ujar Kurator Pameran Kampung Purba, Andre Donas.
 
Klaster dalam pameran ini disebut dukuh disajikan secara tematis. Berbagai cara hidup dan tradisi besar digambarkan dalam rangka merekonstruksi kehidupan pada masa prasejarah. Andre membayangkan kampung-kampung pada pameran terdiri dari beberapa dukuh yang masing-masing menggambarkan cara-cara manusia hidup beradaptasi dengan alam melalui berbagai tradisi-tradisi besar yang disebut sebagai “Kampung Purba”. “Jangan membayangkan pameran ini ajek dan linear, karena pameran ini memiliki alur sendiri-sendiri,” katanya.
 
Melalui pameran ini, diharapkan dapat menarik minat anak muda mempelajari jejak-jejak peradaban manusia purba. “Semoga pameran ini dapat menjadi inspirasi dan dilanjutkan sebagai bentuk apresiasi terhadap jagat budaya Indonesia serta upaya pengembangan dan pemanfaatannya,” pungkas Adlin.
 
Senada dengan itu, Rusmanto berharap, “Semoga pameran ini juga dapat membantu masyarakat Karanganyar untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat dengan mengikutsertakan UMKM-UMKM di dalamnya.”

Sumber: kemdikbud.go.id