Jelajah Sangiran, Terobosan Baru dalam Mengajak Semua Pihak Ikut Terlibat

0
378

Jelajah Sangiran pada tahun 2019 ini merupakan edisi perdana dengan sasaran komunitas dan mahasiswa. Menitikberatkan pada upaya menggali potensi lain dari Situs Sangiran yang dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus hingga 1 September 2019.
Pada acara pembukaan Jelajah Sangiran 2019, Iwan Setiawan Bimas,S.S. selaku Kasi Pemanfaatan BPSMP Sangiran membeberkan, ”Jelajah Sangiran bagian dari penyebaran informasi selain sosialisasi, pameran, SMS, website dan media sosial”.
Upaya untuk menyebarkan informasi tentang Situs Sangiran terus diupayakan sehingga masyarakat mampu memperoleh berbagai informasi. Upaya ini dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang banyak memberi porsi pada komunitas dan generasi muda. Apa yang menjadi kegemaran generasi muda diupayakan agardapat mendekat pada mereka.
Komunitas yang berhubungan budaya, pariwisata, dan pendidikan didekati agar mampu menyebarkan informasi yang disampaikan pada mereka. Diperlukan pendekatan dan strategi yang tepat dalam menyampaikan informasi, salah satunya dengan salah satu program baru yang dilakukan BPSMP Sangiran melalui Seksi Pemanfaatan, yaitu Jelajah Sangiran.


“Kami terus berjalan menjaring kelompok muda untuk pelestarian Situs Sangiran, dalam Jelajah Sangiran ini, peserta diajak mengeksplore Situs Sangiran akan potensinya kemudian didiskusikan dan disebarluaskan peserta Jelajah Sangiran” beber Iwan.
Tujuan dari Jelajah Sangiran pada edisi pertama ini adalah, ”Untuk mengidentifikasi potensi, membaur dengan komunitas yang ada sehingga semua dapat berbagi dan berjejaring”, tambahnya.
Dengan tujuan tersebut, diharap memperkuat pemahaman akan pentingnya pelestarian Situs Sangiran dengan memperkuat berbagai potensi yang ada di situs ini. Dalam sambutannya sekaligus membuka Jelajah Sangiran, Drs. M. Hidayat mengungkap bahwa perlu terobosan baru dalam menyebarluaskan informasi dan perlu jejaring dalam bersinergi. “Dengan kegiatan ini, dapat saling berbagi terkait kegiatan di masing-masing komunitas agar bisa ditiru dan dilakukan di tempat masing-masing. Besar harapan kami komunitas di Situs Sangiran dapat menimba ilmu dari komunitas lain”, pungkasnya.
Ingatan Situs Sangiran sebagai Warisan Dunia pada tahun 1996 merupakan sebuah tonggak sejarah yang harus selalu diingat dalam memajukan Situs Sangiran. Pada kesempatan ini, Ananto Kusumo Seto selaku Staf Ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bidang Inovasi dan dan Daya Saing mengingatkan semua pihak untuk menengok kembali perjalanan menuju pengakuan dunia yang tidak mudah, membutuhkan kerja keras dan perlu peran semua pihak dalam melestarikan Situs Sangiran.
Pada kesempatan ini, Ananto mengingatkan untuk “Merasa memiliki Sangiran dan harus merawat, Sangiran adalah kita dan kita adalah Sangiran. Kita membaca masa lalu untuk menulis masa depan”.


Jelajah Sangiran merajut jalan untuk mengajak segenap pihak untuk peduli terhadap upaya pelestarian Situs Sangiran. Sangiran merupakan sumber pengetahuan, bukan saja milik bangsa Indonesia tetapi milik dunia. (Wiwit Hermanto)