Ikut Digital, Terobosan Museum Sangiran Siasati Pandemi

0
640

Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Kabupaten Sragen, terpaksa menutup museum sejak bulan Maret akibat pandemi virus Corona atau COVID-19.

Menyiasati hal itu, pihak museum kini meluncurkan inovasi berupa virtual museum yang membuat pengunjung bisa menjelajah Museum Sangiran tanpa harus keluar rumah.

“Program yang kami lakukan selama pandemi ini, kami terus berusaha meningkatkan dan mengembangkan konten dari virtual museum kami. Virtual museum ini sudah bisa dinikmati oleh semua masyarakat secara online,” ujar Kepala BPSMP Sangiran, Iskandar Mulia Siregar, dihubungi detikTravel, Rabu (14/10/2020).

Iskandar melanjutkan, dengan virtual museum ini warga dapat menjelajah isi Museum Manusia Purba Sangiran tanpa harus ke luar rumah. Museum Sangiran Virtual ini, lanjutnya, dapat diakses seluruh warga dengan mengakses alamat situs

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/virtualmuseum/sangiran_ID/index.html.

“Masih terus kita tingkatkan isinya, mudah-mudahan terobosan ini bisa dinikmati apalagi di masa pandemi seperti sekarang dimana kunjungan secara langsung sangat dibatasi,” imbuhnya.

Iskandar menerangkan, lima museum di lima klaster Sangiran memang ditutup untuk umum sejak bulan Maret 2020. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya mengurangi dan mencegah penyebaran COVID-19.

“Kita belum bisa memastikan kapan museum dibuka. Kita terus ikuti perkembangan dan tentu berhubungan dengan kebijakan pemerintah daerah dan pusat. Selama ditutup yang kami lakukan adalah melakukan pemeliharan rutin semua koleksi,” paparnya.

Edukator Museum Manusia Purba Sangiran, Muhamad Mujibur Rohman menambahkan, saat ini pihaknya baru menyediakan virtual museum untuk Museum Manusia Purba Klaster Krikilan. Museum Klaster Krikilan ini adalah museum utama yang memang paling banyak dikunjungi warga dibandingkan klaster lain.

“Untuk peningkatan informasi khususnya di masa pandemi ini, adanya virtual museum itu dapat membantu masyarakat yang ingin melihat Museum Manusia Purba Sangiran, namun belum bisa datang ke sana,” terangnya.

Dengan mengakses Museum Sangiran secara virtual, pengunjung dapat menikmati seluruh tiga ruang pamer yang ada di Museum Manusia Purba Sangiran.

Dalam laman virtual museum tersebut, disediakan peta museum dimana pengunjung bisa menjelajah setiap ruang pamer hanya dengan meng-klik ruang pamer yang dimaksud.

“Via virtual museum, pengunjung juga bisa melihat dimulai dari ruang pamer satu yang terkait dengan kekayaan sangiran seperti koleksi fosil dan peralatan manusia purba,” imbuhnya.

Sementara untuk ruang pamer dua, Mujib melanjutkan, terdiri dari dua lantai yang bertajuk Langkah-langkah Kemanusiaan. Di ruang pamer dua ini disajikan kronologi dari mulai terbentuknya alam semesta hingga munculnya manusia modern.

“Untuk ruang pamer yang ketiga ada diorama berjudul Masa Keemasan Homo Erectus, yang hidup kurang lebih 500 ribu tahun yang lalu. Menceritakan tentang kehidupan purba khususnya manusia purba Homo Erectus di mana pada masa itu Sangiran berupa lingkungan yang subur dan dialiri sungai,” terangnya.

Mujib mengatakan, di ruang pamer tiga ini pengunjung dapat menikmati gambaran saat Homo Erectus hidup dengan fauna-fauna purba lain seperti gajah purba, banteng, dan kerbau purba.

Istimewanya lagi, dalam virtual museum ini pengunjung dapat meng-klik setiap panel informasi. Setelah di-klik, ini akan memberikan informasi terkait fosil yang dipamerkan.

“Virtual museum ini dibuat untuk mengantisipasi masyarakat yang belum bisa datang secara langsung karena terkendala jarak ataupun waktu. Apalagi mengingat kondisi seperti ini virtual museum bisa memperkuat penyebaran informasi ketika kami tidak bisa datang secara langsung ke masyarakat,” tutup Mujib.

Sumber: https://travel.detik.com/