Cita-cita mulia para pendiri bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 terus diaplikasikan. Dalam peringatan Hari Guru Nasional 2022, Nadiem Makariem selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyampaikan dalam pidatonya bahwa tahun lalu merupakan tahun ujian bagi para pendidik. “Tiga tahun yang lalu, kita melepas jangkar dan membentangkan layar kapal besar bernama Merdeka Belajar”.
Banyak tantangan dan hambatan yang dilalui dalam menjalankan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Platform Merdeka Mengajar, guru memiliki kesempatan untuk terus belajar yang kemudian diteruskan dengan memberikan hasil pembelajaran itu kepada para murid. Melalui Merdeka Belajar, guru bisa mengakses modul pembelajaran dengan gratis, mengunggah dan membagikan konten-konten praktik baik pembelajaran, dan terkoneksi dengan rekan sesama guru dari daerah lain. Nadiem mengungkapkan terima kasih karena kerja keras memperkenalkan platform ini sudah menyasar pada 1,6 juta pengguna.
“Saya berterima kasih kepada lebih dari 1,6 juta pengguna Platform Merdeka Mengajar, yakni para guru yang mau mencoba hal-hal baru, yang tidak takut untuk berinovasi, yang sadar dan paham bahwa sudah tiba waktunya untuk bertransformasi”.
Selain platform Merdeka Belajar, Kemdikbudristek juga memiliki program Guru Penggerak bertujuan untuk menghasilkan generasi baru kepemimpinan pendidikan Indonesia. Nadiem mengungkapkan bahwa, “Sekarang sudah ada 50.000 Guru Penggerak, dan tentunya kami masih akan terus mendorong agar makin banyak guru di seluruh penjuru Nusantara menjadi Guru Penggerak untuk memimpin roda perubahan pendidikan Indonesia”.
Selain itu, Kemendikbudristek juga memiliki program persiapan calon guru masa depan kita, khususnya melalui transformasi program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan yang kini berorientasi pada praktik pengalaman lapangan, mengedepankan metode inkuiri, dan membiasakan guru melakukan refleksi.
“Inovasi lainnya adalah kini perkuliahan PPG jauh lebih terintegrasi dengan sekolah, kampus, dan masyarakat melalui sistem digital. Semua ini bertujuan untuk melahirkan para pendidik sejati yang profesional dan adaptif, yang terus memprioritaskan kebutuhan peserta didik, dan yang selalu bersemangat untuk berkolaborasi dalam berinovasi”.
Perhatian juga ditujukan dengan memprioritaskan pengangkatan guru honorer sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui seleksi ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK).
Sebagai bagian dari keluarga besar Kemendikbudristek, Museum Manusia Purba Sangiran juga terlibat dalam memberikan edukasi pada masyarakat melalui museum. Memberi pembelajaran akan kebesaran kisah hidup manusia purba bertipe Homo erectus yang pernah hidup di Situs Sangiran. Kisah hidup yang mampu memberi pembelajaran bagi kehidupan ke depan, belajar melalui sejarah masa lalu. (Wiwit Hermanto)