Hari Guru Nasional ; Perubahan demi Kemajuan

0
301

Hari ini, Senin 25 November 2019 diperingati sebagai Hari Guru Nasional dalam rangka memberi penghargaan kepada guru-guru di Indonesia. Dalam perayaan Hari Guru Nasional pada tahun ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memberikan pidato yang berbeda dibanding menteri sebelumnya. Dalam pidato yang dibacakan inspektur upacara di BPSMP Sangiran, disampaikan bahwa perlu upaya nyata untuk memajukan pendidikan, tidak hanya melalui peraturan yang mengikat dengan sistem pendidikan yang dianggap masih mengekang guru.


“Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Guru Indonesia yang tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit. Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan”.
Dalam pidatonya Nadiem mengapresiasi tugas yang diemban para guru, sebuah tugas mulia yang berat berada di pundak mereka. Diperlukan peraturan yang dapat memudahkan para guru untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Terlalu banyak tugas bersifat administratif yang membuat para guru harus membagi konsentrasinya sehingga para siswa bukan lagi menjadi tugas utamanya. Berbagai kenyataan di lapangan harus disikapi dengan bijak sehingga para guru mampu mencerdaskan siswa didiknya sekaligus mentaati aturan yang ada.
Guru memerlukan sarana untuk mendidik siswa agar mengenal, mengetahui, dan mampu mengambil manfaat dari lingkungan sekitarnya. Untuk meraih itu diperlukan sarana, prasarana, dan sistem yang mendukung. Seperti yang diakui Nadiem bahwa guru terkungkung disaat ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktunya habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas. Bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.
Kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan, dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal, setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi. ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi. Hal ini yang diakui Nadiem sebagai sebuah masalah di dunia pendidikan yang harus segera diatasi.
“Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia. Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah”.
Untuk itu, Nadiem mengajak para guru melakukan perubahan kecil di kelas dengan memperhatikan kebutuhan siswa. Dalam pesannya Nadiem mengungkapkan, “Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar. Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas. Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan”.
Perubahan diyakini akan menciptakan perkembangan dan inovasi dalam dunia pendidikan. Perubahan itu diyakini akan membawa kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak. (Wiwit Hermanto)